KETUA Yayasan As-Suryaniyah Ustazah Shofwatun Nida, M.Ag. membagikan cara membentengi remaja dari pengaruh pergaulan bebas.
Menurutnya, pendekatan terhadap remaja berbeda dengan ketika mereka masih anak-anak.
“Komunikasi dengan anak-anak dan remaja berbeda. Kuncinya komunikasi,” kata Ustazah Shofwatun kepada ChanelMuslim.com, Jumat (27/5/2022).
Ketika orangtua mengalami konflik dengan remaja, sebaiknya orangtua menahan diri untuk langsung menegur.
“Ketika ada masalah, jika dihadapi langsung pasti emosi. Lebih baik tahan dulu, sambil berpikir langkah terbaik apa yang harus diambil,” jelas Ustazah Shofwatun yang juga memiliki 2 anak remaja berusia SMP dan SMA itu.
Salah satu pergaulan bebas yang marak di kalangan remaja, yaitu LGBT atau kampanye cinta sesama jenis. Berkaitan dengan hal tersebut, Ustazah Shofwatun mengimbau para pegiat dakwah agar jangan mau kalah.
“Jangan kalah dalam mensyiarkan, lebih membumi lagi menginformasikan kepada para remaja tentang ajaran agama,” tambah putri dari Hj. Suryani Thaher itu.
Baca Juga: 5 Kunci Mendidik Anak yang Harus Ibu Miliki
Ustazah Shofwatun Nida Bagikan Cara Bentengi Remaja dari Pengaruh Pergaulan Bebas
Para remaja, lanjut Ustazah Shofwatun, sebenarnya butuh informasi yang benar terkait LGBT sehingga mereka bisa memahami bahwa hal itu dilarang oleh agama Islam.
“Sebenarnya mereka bukan mau mengikuti gerakan tersebut tapi mereka kadang tidak tahu bahwa hal itu dilarang oleh agama kita,” lanjut Ustazah Shofwatun.
Larangan tersebut bahkan Allah Subhanahu wa taala abadikan, akhir tragis para penganut LGBT, lewat kisah Nabi Luth alaihis salam.
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh muslim di Indonesia, menurut Ustazah Shofwatun Nida, adalah kampanye terselubung yang bisa jadi sangat halus dan secara tidak langsung dirasakan oleh masyarakat.
Ia mencontohkan, ketika kampanye Hari Valentine, beberapa oknum dengan bebas menjual paket cokelat dengan kondom di minimarket yang bisa diakses siapapun dengan dalih promosi.
Oleh karena itu, Ustazah Shofwatun mengingatkan pentingnya orangtua membekali para remaja dengan pengetahuan yang benar.
“Pembekalan itu yang paling penting, tidak bisa diserahkan kepada sekolah secara seluruhnya sementara orang tua tidak memberikan benteng,” ungkapnya.
Ia mengkhawatirkan, jika para orangtua abai dengan pembekalan tersebut, para remaja tersebut malah terjerumus ke dalam pemikiran yang salah.
“Kita sebagai orangtua muslim harus terus-menerus membekali anak-anak kita dengan informasi yang benar yang kekinian,” tutupnya.[ind]