Buya Ahmad Syafii Maarif menghembuskan nafas terakhirnya hari ini tepatnya, tanggal 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB. Tokoh besar umat sekaligus mantan ketua PP Muhamadiyyah ini telah banyak memberikan inspirasi untuk masyarakat Indonesia terkhususkan umat Islam.
Nasihat-nasihatnya banyak diabadikan dalam beberapa media dan buku. Dalam salah satu karyanya yang berjudul Mencari Autentisitas dalam Dinamika Zaman, ia pernah menyampaikan bahwa Umat Islam yang sering dikaitkan dengan tindakan kekerasan perlu diluruskan.
Baca Juga: Tak Putus Asa untuk Sekolah, Inspirasi dari Buya Syafii Maarif
Nasihat Buya Syafii Maarif: Melawan Kebiadaban dengan Kearifan
Citra bangsa Indonesia yang dihuni oleh mayoritas Muslim menjadi babak belur akibat tuduhan ini.
Jikapun ada bagian dari umat Islam yang melakukan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuannya maka tindakan tersebut hanyalah oknum yang menginginkan beban berat kepada umat Islam.
Ia juga menegaskan bahwa cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan jelas berlawanan dengan seluruh prisip Islam yang autentik.
Jalan kekerasan hanya akan sangat menyulitkan posisi umat secara keseluruhan dalam gerakan dakwah mereka.
Berkaitan dengan terorisme yang sering dilabelkan kepada umat Islam, Buya Syafi’i mengungkapkan bahwa tindakan-tindakan brutal Israel terhadap rakyat Palestina yang telah berlangsung lebih dari setengah abad termasuk kategosi terorisme Negara.
Menurut hemat Buya Syafi’i, Umat Islam tidak boleh membalas terorisme dengan terorisme. Harus dicari metode dan cara lain yang lebih beradab untuk menghadapi pihak lain yang mungkin memang ingin menghabisi kita secara biadab pula.
Kebiadaban dilawan dengan kebiadaban pasti akan menjadi bencana bagi kepentingan Islam jangka panjang.
Jika kita memang secara tulus ingin melihat Islam punya masa depan cerah, satu-satunya jalan terbaik adalah berusaha dengan sungguh-sungguh menguasai sumber-sumber kekuatan pihak lain, yang tidak lain adalah ilmu, teknologi dan organisasi.
Umat Islam jauh sekali tertinggal di bidang ini sehingga kita kehilangan wibawa dalam percaturan dunia. Tanpa penguasaan ilmu dan teknologi, sebagian kita yang diungguli pihak lain akan merasa tertindas, lalu bersifat defensif dan reaksioner.
Maka dicarilah jalan pintas yang radikal dalam upaya membela diri dengan menafsirkan agama secara sempit, subyektif dan tidak bertanggung jawab.
Sejarah perjuangan para rasul yang pahit dan getir, tetapi ditempuh dengan penuh ketabahan, seharusnya menginsafkan kita bahwa cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan tidak akan membawa kita ke mana-mana, kecuali pada kegagalan dan kekalahan.
Demikianlah ringkasan nasihat Almarhum Buya Syafi’i Ma’arif untuk kita semua, Umat Islam, dalam menghadapi tantangan dakwah. Meskipun nasihat ini telah ia sampaikan sejak lama namun masih sangat relevan hingga saat ini. [Ln]