JARAK kadang mempengaruhi hubungan cinta seseorang. Biasanya, jarak yang jauh bisa mengumpulkan cinta lebih banyak.
Kenapa orang begitu bersemangat untuk mudik. Tak peduli apakah jaraknya yang jauh, perjuangan yang berat, biaya yang besar; yang penting bisa mudik.
Hal ini karena jarak menjadikan cinta terakumulasi menjadi lebih besar. Ada kerinduan yang membuncah. Ada gairah untuk segera berjumpa. Seperti itulah suasana di balik mudik.
Begitu pula tentang fenomena orang kota yang rindu dengan desa. Sebaliknya, orang desa yang ingin sekali melihat kota. Lagi-lagi, jarak mengakumulasi cinta menjadi lebih besar.
Acara halal bi halal adalah fenomena yang lain lagi. Jika acara tahunan itu diikuti oleh mereka yang setiap hari berjumpa, kesan dan rasanya menjadi biasa saja.
Namun, jika halal bi halal diikuti oleh mereka yang sudah tahunan tak berjumpa, baik karena terkendala jarak atau kesibukan; perjumpaan di acara itu menjadi begitu istimewa.
Ya, mungkin dengan cara itu pula terapi perbaikan hubungan cinta seseorang bisa diterapkan. Apakah hubungan suami istri, orang tua anak, antar saudara, dan di antara sahabat.
Ketika ada kerenggangan hubungan, sebaiknya jangan dipaksakan untuk terus bersama. Dalam arti, pola interaksinya.
Cobalah salah satu di antaranya yang menjauh untuk sementara waktu. Menjauh bukan karena benci. Bukan pula karena ingin menghindari perjumpaan. Tapi karena ingin mengakumulasi rasa cinta agar menjadi lebih besar dan segar.
Apakah tidak justru kian melupakan hubungan yang pernah mesra. Sama sekali tidak. Karena hati selalu lega untuk memuat ruang-ruang cinta yang baru dan lama.
Jadi, ketika ada hubungan yang kurang mesra, kurang akrab, kurang bergairah; cobalah ambil jarak sesaat. Hanya untuk sesaat.
Pada saatnya, cinta yang pernah penat itu pun kembali tumbuh segar. Sesegar ketika pertama kali terjalin. [Mh]