SERIBU sahabat yang baik itu sedikit, satu musuh itu banyak. Begitulah salah satu wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Ali bin Abi Thalib.
Wasiat di atas itu tidak berarti mengecilkan nilai persahabatan dengan orang soleh. Justru sebaliknya, sebagai motivasi agar jangan sampai menyia-nyiakan sahabat.
Jangan pernah berhenti memperbanyak sahabat. Karena di situlah keberkahan dari sebuah persaudaraan sejati yang didasari atas saling cinta karena Allah subhanahu wata’ala.
Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan, “Tidak ada anugerah terbesar yang Allah berikan kepada seorang hamba setelah keislaman selain sahabat yang soleh. Karena itu kuatkanlah tali persahabatan itu.”
Imam Syafi’i memberikan nasihat, “Jika ada sahabat yang membantumu dalam ketaatan, maka kuatkanlah ikatan persahabatannya. Karena mendapatkan sahabat yang soleh itu sulit, sementara berpisah dengannya itu mudah.”
Suatu kali, Lukmanul Hakim menyampaikan nasihat kepada anaknya, “Wahai anakku, hendaklah yang engkau usahakan setelah keimanan kepada Allah adalah mencari sahabat yang soleh.
“Karena ia ibarat sebuah pohon. Bila engkau duduk di bawahnya, ia akan memberikanmu keteduhan. Bila kau ambil buahnya, ia akan menghindarimu dari kelaparan.
“Dan bila ia tidak mampu memberikanmu manfaat, ia tidak akan merugikanmu.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah beriman seseorang di antara kalian, sehingga ia mencintai untuk saudaranya apa-apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari)
Jagalah persahabatan dengan orang soleh. Jangan pernah ambisi dengan apa yang mereka miliki. Rendahkanlah diri karena mereka tak akan pernah meninggikan dirinya di atas kerendahan kita. [Mh]