AL-QUR’AN, kata Nabi, pada hari kiamat nanti akan datang memberikan syafaat kepada para sahabatnya.
Sahabat itu teman dekat. Orang yang bersahabat berarti ia kenal dekat dengan sahabatnya. Ia hafal bukan sekadar rupanya, tapi juga suaranya.
Begitu pun dalam pergaulan dengan sahabat. Ia tidak sungkan mencurahkan masalah pribadinya agar bisa memperoleh masukan dan arahan terbaik dari sahabatnya.
Kemana pun ia pergi, ia merasa nyaman jika ditemani sahabatnya. Ia percaya seratus persen bahwa sahabat tidak pernah mengkhianatinya. Tidak pernah menjerumuskannya ke hal yang buruk.
Semakin dekat sebuah persahabatan, semakin sering pertemuan dengan sahabat. Tak ada hari yang berlalu kecuali berdekatan dengan sahabat, baik langsung maupun tidak.
Begitu pun bersahabat dengan Al-Qur’an. Ketika hati gelisah, Al-Qur’an tempatnya untuk menenangkan hati. Ia baca, ia renungi, dan ia amalkan.
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tentram.” (QS. 13: 28)
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menafsirkan ayat tersebut. Menurutnya, yang dimaksud dengan zikrullah atau mengingat Allah adalah membaca dan merenungkan bacaan Al-Qur’an.
Karena Al-Qur’an juga sebagai syifa atau obat untuk penyakit hati. Yaitu hati yang disinggahi setan. Dan setan pun menguasai hati hingga hati menjadi sakit.
Dengan membaca dan mentadaburi Al-Qur’an, setan yang bercokol di hati yang sakit akan kabur. Dan hati pun akan kembali sehat, tenang, dan tentram.
Tidak heran jika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, “Sebaik-baik kalian, mereka yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Kita tidak bisa berinteraksi baik dengan sesuatu kecuali sesuatu itu sangat akrab dengan kita. Dan kita tidak mungkin bisa akrab kecuali kita mengenal dekat dengan sesuatu itu.
Semakin kita memahami Al-Qur’an maka Al-Qur’an semakin dekat dengan hati kita. Apa pun masalah yang dihadapi, solusinya selalu merujuk kepada Al-Qur’an. Di saat yang sama, Al-Qur’an memberikan ketenangan kepada hati kita.
Siapa pun di antara kita yang menjadikan Al-Qur’an sebagai sahabat di dunia ini, di hari kiamat nanti, Al-Qur’an akan datang menolong dan melindungi kita. [Mh]