Ketika fitnah menyelimuti keadaan suatu zaman, maka ketika itu pula kita harus memiliki daya tahan iman yang kuat. Kehadiran fitnah ini memicu kita untuk kembali merenungkan tujuan kehidupan ini.
Apa yang Allah inginkan untuk manusia dan bagaimana kita kembali merenggut keridho’an Allah harus menjadi perhatian kita dalam menghadapi fitnah. Pengetahuan adalah kunci diri kita agar terbebas dari fitnah. Tanpa pengetahuan maka fitnah akan tampak samar di benak kita.
Baca Juga: Cara Terhindar dari Fitnah Dunia
Ketika Fitnah Menyelimuti Keadaan Suatu Zaman
Kewaspadaan atas fitnah ini sempat dibahas oleh Ustaz Rikza Maulan, Lc., M.Ag, berkaitan dengan hadis berikut ini:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا قَلِيلٍ (رواه احمد)
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Bersegeralah kalian melakukan amal shaleh sebelum datangnya zaman fitnah seperti sepenggelan malam yang gelap gulita. Dimana pagi hari seorang dalam keadaan mukmin dan pada sore harinya ia menjadi kafir, sore hari dalam keadaan mukmin lalu pada esok harinya menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia yang begitu sedikit. (HR. Ahmad)
Takhrij Hadis:
1. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya, dalam bagian Musnad Abi Hurairah, hadis no. 7687.
2. Diriwayatkan juga oleh Imam Muslim dalam shahihnya, hadis no 169, dsb.
Hikmah Hadis:
1. Anjuran untuk memperbanyak amal shaleh, karena amal shaleh merupakan perkara yang sangat penting bagi setiap hamba yang kelak berharap mendapatkan keridhaan Allah subhanahu wa ta’ala. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
قُلۡ إِنَّمَاۤ أَنَا۠ بَشَرࣱ مِّثۡلُكُمۡ یُوحَىٰۤ إِلَیَّ أَنَّمَاۤ إِلَـٰهُكُمۡ إِلَـٰهࣱ وَ ٰحِدࣱۖ فَمَن كَانَ یَرۡجُوا۟ لِقَاۤءَ رَبِّهِۦ فَلۡیَعۡمَلۡ عَمَلࣰا صَـٰلِحࣰا وَلَا یُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦۤ أَحَدَۢ
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi: 110)
2. Amal shaleh sangat penting untuk dilakukan di zaman fitnah. Karena amal shaleh akan menjaganya dan membimbing seseorang menuju keridhaan Allah subhanahu wa ta’ala serta menghindarkannya dari kesesatan dalam jalan kehidupan.
Karena di zaman fitnah, banyak orang yang akan salah jalan. Pada zaman tersebut, kebenaran menjadi samar sehingga seolah tampak seperti kebatilan.
Sebaliknya kebatilan dihiasi sedemikian rupa, sehingga seolah akan terlihat menjadi sebuah kebenaran yang menipu daya.
Hal ini adalah sebagaimana dijelaskan dalam hadis di atas, bahwa fitnah yang kelak akan terjadi, bentuknya adalah seperti malam yang gelap gulita. Dalam keadaan gelap, seseorang akan sulit menemukan jalan, mana yang benar dan mana yang salah.
3. Setidaknya ada tiga macam makna dari fitnah, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu:
1) Fitnah bermakna ujian dan cobaan. Hal ini sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:
(وَٱعۡلَمُوۤا۟ أَنَّمَاۤ أَمۡوَ ٰلُكُمۡ وَأَوۡلَـٰدُكُمۡ فِتۡنَةࣱ وَأَنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥۤ أَجۡرٌ عَظِیمࣱ)
“Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anak kamu itu hanyalah sebagai fitnah (cobaan) dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar.” (QS. Al-Anfal 28)
2) Fitnah bermakna musibah dan azab, hal ini sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:
(وَٱتَّقُوا۟ فِتۡنَةࣰ لَّا تُصِیبَنَّ ٱلَّذِینَ ظَلَمُوا۟ مِنكُمۡ خَاۤصَّةࣰۖ وَٱعۡلَمُوۤا۟ أَنَّ ٱللَّهَ شَدِیدُ ٱلۡعِقَابِ)
Dan peliharalah dirimu dari fitnah (siksaan) yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.” (QS. Al-Anfal 25)
3) Fitnah bermakna keburukan yang menimpa agama. Banyak orang yang menghina dan mengolok-olok agama dan simbol-simbol agama Allah subhanahu wa ta’ala. Orang shaleh disalahkan dan salah dianggap seperti orang shaleh dan seperti pahlawan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
(وَقَـٰتِلُوهُمۡ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتۡنَةࣱ وَیَكُونَ ٱلدِّینُ كُلُّهُۥ لِلَّهِۚ فَإِنِ ٱنتَهَوۡا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِمَا یَعۡمَلُونَ بَصِیرࣱ)
“Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah dan agama hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Anfal 39)
4. Fitnah yang dimaksud dalam hadits di atas adalah fitnah yang bermakna keburukan yang menimpa agama, sebagaimana dijelaskan pada point nomor tiga di atas.
Oleh karenanya, amal shaleh harus menjadi prioritas utama dalam menjalani kehidupan. Adapun sebab munculnya fitnah dalam agama, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa penyebabnya adalah karena motivasi dan obsesi kehidupan dunia, baik harta, jabatan, kedudukan, kemewahan, dsb.
Sehingga demi jabatan dan kedudukan, orang akan rela berbuat apa saja, termasuk menghina, mengolok-olok atau bahkan menjual agamanya, demi recehan dunia. Sabda beliau:
يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا قَلِيلٍ (رواه احمد)
“Pagi hari seorang dalam keadaan mukmin dan pada sore harinya ia menjadi kafir, sore hari dalam keadaan mukmin lalu pada esok harinya menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia yang begitu sedikit.” (HR. Ahmad)
Mudah-mudahan Allah subhanahu wa ta’ala menghindarkan kita semua dari dahsyatnya fitnah sebagaimana digambarkan dalam hadis di atas, dan semoga kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang istiqamah dalam Iman dan Islam hingga akhir kehidupan kita. Amiin Ya Rabbal Aalamiin.
Wallahu A’lam
[Ln]