Dalam Islam tidurpun untuk ada ketentuannya, bahkan jika kita melaksanakan ketentuan tersebut bisa menjadi jalan husnul khatimah, dalam sebuah hadis Ustaz Rikza Maulan, Lc, M.Ag menjelaskan beberapa point sebagai berikut:
عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ ثُمَّ قُلْ اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ فَإِنْ مُتَّ مِنْ لَيْلَتِكَ فَأَنْتَ عَلَى الْفِطْرَةِ وَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَتَكَلَّمُ بِهِ (رواه البخاري)
Dari Al Bara’ bin ‘Azib berkata, “Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kamu hendak tidur, maka berwudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu dan berdoalah: Allahumma Aslamtu Wajhii Ilaika Wa Fawwadlatu Amrii Ilaika Wa Alja’tu Zhahrii Ilaika Raghbatan Wa Rahbatan Ilaika Laa Malja’a Wa Laa Manjaa Illaa Ilaika Allahumma Aamantu Bikitaabikalladzi Anzalta Wannabiyyikalladzii Arsalta (Ya Allah, aku pasrahkan wajahku kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu, aku sandarkan punggungku kepada-Mu dengan perasaan senang dan takut kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari siksa-Mu melainkan kepada-Mu. Ya Allah, aku beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkan dan kepada Nabi-Mu yang Engkau utus)’. Maka jika kamu meninggal pada malam tsb, maka kamu meninggal dalam keadaan fitrah dan dijadikan do’a ini sebagai akhir kalimat yang kamu ucapkan.” (HR. Bukhari)
Takhrij Hadis:
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahihnya, Kitab Al-Wudhu’, Bab Fadhlu Man Bata Qlal Wudhu’, hadits no 239. Diriwayatkan juga oleh Imam Muslim dalam shahihnya hadits no 4885, juga oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya hadits no 17826.
Baca Juga: Tips Tidak Tidur Setelah Sahur, Jangan Begadang!
Ketika Tidur Menjadi Jalan Husnul Khatimah
Hikmah Hadis:
1. Tidur ternyata memiliki bobot nilai ibadah yang sangat mulia, yang bahkan dapat mengantarkan seseorang husnul khatimah jika mengamalkan sunnah yang diajarkan Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana hadis di atas.
2. Bahwa agar tidur kita di malam hari dapat bernilai ibadah dan menjadi sarana husnul khatimah, maka kenangan kita berupaya untuk istiqamah melakukan hal-hal sebagai berikut pada saat hendak tidur, yaitu:
a. Berwudhu sebelum tidur. Karena jika sebelum tidur seseorang berwudhu terlebih dahulu, berarti ia tidur dalam kondisi suci. Dan kesucian merupakan setengah dari keimanan (syatrul iman) sebagaimana disebutkan dalam hadits lainnya.
b. Berbaring dengan posisi miring ke sebelah kanan. Dalam beberapa riwayat lainnya disebutkan bahwa Nabi SAW ketika tidur maka beliau membayangkan tubuhnya menghadap ke kanan, seraya kedua tangan beliau berada di bawah pipi kanan beliau. Kondisi memulai tidur dengan posisi seperti ini sangat baik, disamping sesuai dengan sunnah Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam juga secara kesehatan lebih sehat.
c. Membaca doa sebagai berikut ;
اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ
“Ya Allah, aku pasrahkan wajahku kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu, aku sandarkan punggungku kepada-Mu dengan perasaan senang dan takut kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari siksa-Mu melainkan kepada-Mu. Ya Allah, aku beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkan dan kepada Nabi-Mu yang Engkau utus.
3. Keutamaan tidur mengamalkan sunnah Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana di atas akan mendapatkan keutamaan yang sangat besar, yaitu ;
#1. Tidurnya akan dihitung sebagai ibadah dan mengikuti sunnah Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam .
#2. Meninggal dalam keadaan fitrah, yaitu suci sebagaimana sucinya seseorang yg sedang mengerjakan shalat. Bahkan dalam sebuah hadis disebutkan
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِهِ (رواه مسلم)
dari Utsman bin Affan dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa berwudlu, lalu membaguskan wudhunya, niscaya kesalahan-kesalahannya keluar dari badannya hingga keluar dari bawah kuku-kukunya.” (HR Muslim no 361)
#3. Mendapatkan husnul khatimah. Karena doa terakhir yg dia baca akan terhitung menjadi kalimat terakhir yg dia ucapkan pada saat meninggal dunia. Sehingga kalaupun ia meninggal dunia pada saat tersebut, maka ia meninggal dalam kondisi husnul khatimah. Mudah-mudahan kita semua diberikan keistiqamahan dalam iman dan Islam, serta mudah-mudahan kita semua diwafatkan dalam kondisi husnul khatimah.
Amiin ya Rabbal Alamiinnnn
Wallahu A’lam
[Ln]