SALAHKAH memiliki cita-cita yang tidak realistis? Pertanyaan ini mungkin saja terbesit di pikiran kita ketika kita memiliki cita-cita yang besar. Seolah-olah, kita tidak yakin dengan mimpi sendiri karena merasa tidak mungkin untuk menggapainya.
Baca Juga: Pentingnya Partner Halal dalam Mewujudkan Cita-cita
Cita-cita yang Tidak Realistis Bisa Membuat Kecewa
Perihal cita-cita, di satu sisi memang hal tersebut akan memotivasi kita untuk berjuang, tetapi di sisi lain juga bisa mengecewakan kita.
Oleh sebab itu, inilah mengapa kita harus cukup realistis dalam bercita-cita agar tidak terlalu kecewa ketika gagal meraihnya.
Akan tetapi, hal ini jangan sampai lantas membuat diri kita tidak berani bermimpi tinggi karena takut kecewa.
Kita boleh memiliki cita-cita besar, tapi pastikan agar kita tetap bisa mengontrol segala ekspektasi kita. Dalam artian, banyak hal terjadi dalam hidup ini yang memang tidak sesuai ekspektasi kita.
Ada takdir Allah yang berperan membimbing hidup kita. Mungkin saja cita-cita yang kita inginkan tidak baik untuk kita sehingga Allah sengaja menjauhkannya.
Selain itu, sebelum meraih cita-cita dalam permasalahan dunia, kita pun perlu tahu sebagai manusia apa cita-cita terbesar yang harus kita raih dalam hidup ini.
Jadi, kita harus memahami dahulu untuk apa kita diciptakan oleh Allah.
Alasan Allah Menciptakan Manusia
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyat: 56)
Diartikan bahwa kata mengabdi ini sebagai beribadah kepada Allah. Oleh sebab itu, sebagai manusia, kita diciptakan untuk beribadah.
Maka, hal yang harus kita lakukan dalam hidup ini adalah selalu melakukan hal-hal yang bernilai ibadah. Seperti diketahui, ibadah itu bukan hanya sekadar shalat, baca Al-Qur`an, berdzikir, dan sebagainya.
Bentuk ibadah sangatlah banyak, bahkan bekerja pun menjadi ibadah karena ketika bekerja, kita sedang berusaha mencari nafkah untuk keluarga.
Intinya, ibadah itu adalah ketika kita melakukan suatu kebaikan yang diridai Allah. Sesuatu yang memang diperintahkan Allah untuk dilakukan dan kita harus juga menjauhi segala larangan-Nya.
Segala perintah dan larangan-Nya bisa kita lihat dalam dalil-dalil di Al-Qur`an dan hadist. Jadi, usahakanlah cita-cita kita pun bernilai ibadah.
Contoh, kita bercita-cita ingin membangun masjid, naik haji, dan sebagainya. Jadi, ketika kita berproses untuk menggapai cita-cita tersebut, apa yang kita lakukan sudah dicatat sebagai ibadah.
Tentunya, kita juga harus berproses dengan cara yang baik. Jangan sampai punya cita-cita yang bernilai ibadah, tapi kita berusaha menggapai cita-cita itu dengan cara yang salah.
Kemudian, sebagai manusia, kita juga harus memahami bahwa kemampuan kita terbatas.
Itulah mengapa ada cita-cita yang memang harus diraih secara berjamaah. Pada masa Rasulullah, sahabat, tabi`in kita telah melihat banyak bukti ketika umat Islam berjamaah, maka banyak sekali cita-cita yang bisa diraih.
Misal, kemenenangan-kemenangan dalam perang, menaklukkan wilayah yang sulit ditaklukan, dan kejayaan-kejayaan umat Islam lainnya.
Kesimpulannya, tidak ada salahnya untuk bercita-cita besar karena tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Apabila Allah berkehendak, maka tidak ada siapa pun yang bisa menggagalkan kehendak-Nya.
Namun, kita perlu memahami bahwa memang ada cita-cita besar yang tidak bisa kita raih sendiri. Selain itu, memahami pula bahwa cita-cita yang kita impikan haruslah sesuatu yang bisa terus mendekatkan diri kita kepada Allah.
Makin sukses, sudah seharusnya kita juga makin dekat dengan Allah. Lakukanlah segala macam perbuatan yang memang diridai Allah agar kita juga bisa menggapai cita-cita terbesar kita, yaitu masuk ke dalam surga. [Cms]