ChanelMuslim.com- Begitu banyak para sahabat Nabi yang memiliki kemuliaan. Tapi, ada seorang yang kemuliaannya nyaris melampaui yang lain. Bahkan orang ini belum pernah bertemu Nabi.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengatakan kepada Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu. Bahwa, ada seorang pemuda yang begitu mulia di sisi Allah.
Saat ini, menurut Nabi, pemuda itu tinggal di wilayah Yaman. Sebegitu mulianya di sisi Allah, sekiranya ia menyumpahi sesuatu maka Allah akan kabulkan. Nabi pun meminta Umar untuk memintakan doa dari pemuda itu.
Siapakah gerangan pemuda yang dimaksud Nabi itu? Pemuda itu bernama Uwais Al-Qarni. Seorang pemuda yang tinggal di Yaman bersama seorang ibu. Sebegitu baktinya pada ibu, Uwais menggendong ibunya kemana pun pergi.
Uwais ingin sekali berjumpa dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Tapi, hal itu ia urungkan karena tidak ingin ibunya tinggal sendiri dan tidak terurus. Meskipun ibunya sudah mempersilahkan Uwais untuk berangkat ke Madinah menemui Nabi.
Jarak antara Yaman dan Madinah sekitar 1.365 kilometer. Jarak ini hampir sama dengan jarak Jakarta Lombok. Bedanya, Yaman dan Madinah tidak dipisah laut.
Kalau pun Uwais berangkat ke Madinah, ia tidak mungkin menempuh perjalanan jauh itu dengan kendaraan, kuda atau pun unta. Hal itu karena ia sangat miskin.
Jadi, bayangkan jika Uwais menempuh perjalanan super jauh itu dengan berjalan kaki, tentu akan memakan waktu bulanan. Sebuah waktu yang sangat panjang untuk meninggalkan ibunya sendiri tanpa ada yang merawat.
Selain berbaktinya dengan ibu, Uwais juga sangat sabar dari cobaan Allah. Allah mengujinya dengan penyakit kulit yang menjangkitinya di sekujur tubuh. Ketika penyakit itu akan sembuh, Uwais berdoa agar Allah menyisakan penyakit kulit itu sebesar koin, agar ia bisa mengingat nikmat Allah itu.
Allah mengabulkan doa Uwais. Hingga bertemu dengan Umar bin Khaththab, sisa penyakit sebesar koin itu masih ada. Dan hal itu akhirnya menjadi tanda bagi Umar untuk mengenal Uwais.
Bayangkan betapa hebatnya Uwais Al-Qarni. Ia tidak pernah bertemu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Tapi, Nabi memujinya dan meminta sahabat kenamaan sekaliber Umar untuk meminta doa kepada Uwais.
Umar menunggu kedatangan Uwais ke Madinah seperti yang disampaikan Nabi, Hingga Nabi wafat, Uwais tak kunjung datang. Begitu pun ketika di masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Uwais tak kunjung datang.
Baru ada kabar kedatangan rombongan dari Yaman di masa Khalifah Umar bin Khaththab. Umar pun menemui rombongan ini.
“Adakah di antara kalian yang bernama Uwais Al-Qarni?” begitu kira-kira ucapan Umar kepada pimpinan rombongan. Tapi, semuanya menggeleng.
Tapi, salah seorang dari mereka ada yang mengatakan, “Oh iya, ada seorang pemuda dari rombongan kami yang kami tidak kenal. Ia ikut kami sambil merawat kuda dan unta kami sepanjang perjalanan.”
Umar pun bergegas menemui sang pemuda yang tak dikenal itu. Saat bertemu, Umar bertanya, “Apakah engkau Uwais Al-Qarni? Apakah engkau tinggal bersama ibu? Apakah ada sisa penyakit kulit di tubuhmu sebesar koin?”
Pemuda itu mengiyakan. Umar menceritakan kalau semua itu disampaikan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan Nabi meminta Umar untuk memintakan doa kepada Uwais untuk dirinya.
Mendengar itu, Uwais merasa malu. Ia saat itu berhadapan dengan seorang Khalifah yang menguasai hampir separuh dunia. Tapi, sang khalifah justru memintakan doa dari dirinya yang bukan siapa-siapa.
Namun, Uwais pun akhirnya mendoakan Umar. Umar menyambut begitu senangnya. Umar menawarkan Uwais untuk memfasilitasi perjalanan berikutnya.
Uwais menolak dengan lembut. Ia lebih suka menjadi orang biasa yang tidak dianggap sebagai siapa-siapa. [Mh]