ChanelMuslim.com – Hampir empat dari 10 universitas di AS telah melaporkan penurunan jumlah mahasiswa internasional yang mendaftar, menurut survei baru-baru ini oleh enam kelompok pendidikan tinggi.
Studi tersebut, terhadap 250 universitas di Amerika Serikat, menemukan bahwa penurunan terbesar adalah pendaftar dari Timur Tengah. Pendaftar program S1 dari Timur Tengah turun 39 persen, sementara aplikasi program S2 dari wilayah itu berkurang 31 persen.
Menurut Institut Pendidikan Tinggi AS, mayoritas mahasiswa Timur Tengah berasal dari Arab Saudi, Iran dan Kuwait.
Laporan itu menyebutkan bahwa berdasarkan persepsi profesional berbasis lembaga, Amerika Serikat sekarang kurang menyambut individu-individu dari luar negara, dan hal ini menjadi “kekhawatiran utama para mahasiswa internasional dan keluarga mereka.”
Lebih dari satu juta mahasiswa internasional yang datang ke AS untuk kuliah, menyumbang sekitar US$32,8 miliar untuk perekonomian AS. Mayoritas adalah dari China, dengan lebih dari 300.000 orang, diikuti oleh India dengan 160.000 mahasiswa.
Iran, yang mencakup lebih dari 12.000 mahasiswa internasional untuk tahun ajaran 2015/2016, adalah satu dari enam negara dalam daftar larangan masuk yang ditetapkan Presiden Donald Trump.
India dan China, yang mencakup 47 persen dari mahasiswa internasional, juga telah terimbas. Dua puluh enam persen universitas telah melaporkan penurunan jumlah pendaftar program S1 dari India, sementara 25 persen menyatakan menghadapi penurunan dari China.
Meskipun merupakan salah satu tujuan utama mahasiswa internasional, universitas AS menghadapi persaingan ketat dari sekolah-sekolah di Inggris, Kanada, Perancis dan Australia yang masing-masing menarik jumlah pendaftar signifikan.
Survei mahasiswa internasional tersebut dilakukan Februari oleh lima lembaga pendidikan di AS. Hasil lengkap studi tersebut akan diumumkan akhir bulan ini.[af/voa]