ChanelMuslim.com- Kalau dikatakan untung besar, pasti banyak yang mau. Tapi kalau dibilang pahala besar, belum tentu banyak mau.
Ramadan sebentar lagi. Hanya bilangan hari. Di bulan ini, semua pahala kebaikan dilipatgandakan. Ampunan dari Allah dibentangkan.
Kedatangan Ramadan sejatinya sebagai kabar gembira. Bukan kabar duka yang dipersepsikan sebagai bulan “sengsara”.
Kata sengsara boleh jadi muncul begitu saja manakala teringat betapa beratnya menahan lapar dan haus seharian. Kalau pun malam datang, ada anjuran shalat tarawih yang puluhan rakaat.
Kalau saja tidak ada Idul Fitri di ujung Ramadan, rasanya, sulit banyak orang yang mau bergembira menyambutnya.
Panggilan Iman dan Takwa
Ulasan di atas mencerminkan keadaan umumnya mereka yang minim memahami bulan Ramadan. Seolah Ramadan menjadi begitu “menakutkan”, tidak bebas, dan penuh beban.
Tidak heran jika Allah mengawali ayat perintah di bulan Ramadan dengan panggilan khusus. Yaitu, hai orang-orang yang beriman. Dan ujung dari ayat ini agar menjadi orang yang bertakwa.
Jadi, kalau ada rasa berat di saat-saat menjelang Ramadan ini, itu pertanda iman kita begitu lemah. Hidup dan keuntungan yang kita pahami terbatas dalam dunia ini saja.
Padahal, dunia yang saat ini ditinggali hanya sekadar persinggahan. Persinggahan untuk perjalanan jauh berikutnya. Yang ujung dari perjalanan ini ada dua: surga atau neraka.
Keimanan seolah memberikan kompilasi beban di bulan Ramadan sebagai peluang meraih pahala sebanyak-banyaknya. Pahala inilah yang menjadi pemberat timbangan kebaikan di akhirat kelak.
Persiapan yang Dilakukan
Jangan pahami persiapan menjelang Ramadan dengan menumpuk bahan makanan dan minuman. Seolah-olah tak ada lagi makanan dan minuman selama sebulan itu.
Bukan itu yang harus disiapkan. Yang harus disiapkan adalah fisik dan psikis kita untuk siap meraih peluang besar di bulan Ramadan.
Kata peluang karena iman kita benar. Jika iman lemah, peluang bisa terlihat menjadi beban besar.
Persiapkan fisik dan psikis agar sehat wal afiat. Sehat lahir dan batin. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum bahkan telah menyiapkan itu sejak dua bulan sebelumnya. Yaitu, sejak bulan Rajab.
Selain persiapan dengan memperbanyak ibadah, mereka juga banyak berdoa agar bisa hidup sampai pada bulan Ramadan.
Ketika bulan Ramadan akan pergi, mereka menangis. Mereka khawatir kalau tidak bisa lagi hidup di bulan Ramadan selanjutnya.
Hal itu karena mereka melihat sesuatu yang mungkin tidak kita lihat. Yaitu, begitu banyaknya keuntungan besar yang Allah sediakan sepanjang bulan Ramadan.
Yuk, persiapkan diri kita sebaik-baiknya menjelang bulan Ramadan ini. Kuatkan iman dengan memperbanyak zikir dan ibadah. Dan yang juga sangat penting, tingkatkan ilmu keislaman kita, agar keuntungan besar tidak disalahartikan menjadi beban berat. [Mh]