PEMERINTAH Kabupaten Raja Ampat resmi ditutup sementara akses wisatawan ke destinasi wisata populer di kawasan Wayag, Distrik Waigio Barat Kepulauan.
Langkah ini diambil menyusul aksi pemalangan oleh sejumlah masyarakat sebagai respons atas pencabutan Izin Usaha Pertambangan (IUP) sejumlah perusahaan tambang nikel di wilayah tersebut.
Penutupan ini diumumkan oleh Bupati Raja Ampat, Orideko Burdam, pada Kamis (12/6/2025) di Sorong yang dikutip dari berbagai sumber.
Ia menegaskan bahwa penghentian sementara aktivitas wisata dilakukan demi menjaga keselamatan wisatawan dan mencegah terjadinya konflik.
Baca juga: Diskon Tarif Kereta Whoosh Mencapai 50 Persen hingga Juli 2025
Wisata Kawasan Wayag di Raja Ampat Resmi Ditutup Sementara Akibat Tambang Nikel
Kebijakan ini merupakan dampak langsung dari keputusan Presiden Prabowo Subianto yang mencabut IUP milik empat perusahaan tambang nikel di Raja Ampat, yakni PT Anugerah Surya Pratama, PT Nurham, PT Melia Raymond Perkasa, dan PT Kawai Sejahtera.
Keputusan tersebut disampaikan dalam rapat terbatas bersama sejumlah menteri pada Senin (9/6/2025). Dampaknya, masyarakat yang selama ini bekerja atau mendapatkan manfaat ekonomi dari PT Melia Raymond Perkasa dan PT Kawai Sejahtera melakukan aksi protes.
Mereka memblokir akses ke spot-spot wisata, khususnya di kawasan Wayag, yang dikenal sebagai ikon pariwisata Raja Ampat.
Sebagai respons terhadap situasi ini, Pemerintah Kabupaten Raja Ampat telah melakukan kunjungan langsung ke Pulau Manyaifun dan Batan Pele pada Rabu (11/6/2025) untuk menyerap aspirasi warga yang terdampak.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kunjungan itu ia lakukan sebagai bagian dari upaya pendekatan dialogis dalam penyelesaian konflik. Bupati menekankan pentingnya menghindari konflik dan mengedepankan komunikasi yang baik.
Ia menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen mencari solusi konkret melalui musyawarah adat sebagai pendekatan kultural khas Papua.
Penutupan sementara Wayag sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Raja Ampat diharapkan tidak berlangsung lama, sambil menunggu proses dialog dan penyelesaian secara damai antara masyarakat dan pihak pemerintah. [Din]