ChanelMuslim.com – Kapal Pinisi adalah kapal tradisional buatan suku Bugis yang berasal dari daerah Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Kapal Kemanusiaan Berlabuh di Sulawesi Barat, 1.000 Ton Bantuan Didistribusikan
Ciri dan Fungsi Kapal Pinisi
Kapal ini mempunyai ciri, yaitu terdapat dua tiang layar utama dan tujuh buah layar.
Letaknya adalah tiga buah layar terletak di ujung depan, dua layar terletak di tengah, dan dua sisanya berada di belakang.
Bahan baku pembuatan Kapal Pinisi adalah menggunakan kayu yang kuat serta tahan terhadap air laut.
Pembuatan kapal ini sangat rapi dan detail karena dibuat menggunakan tenaga manusia selama berbulan-bulan.
Fungsi dari kapal Pinisi pada umumnya adalah untuk mengangkut barang-barang dan bisa juga digunakan untuk menangkap ikan.
Akan tetapi, dilansir dari tempo.co pada Rabu, (24/3/2021) di Jakarta juga terdapat kapal milik Augustine Phinisi yang digunakan untuk berwisata menuju Kepulauan Seribu.
Para wisatawan bisa berlayar menggunakan kapal ini dari Taman Impian Jaya Ancol menggunakan kapal Pinisi.
Ukuran kapal tersebut adalah sepanjang 30 meter yang memiliki kapasitas 12 tamu.
Selain itu, di dalam kapal juga terdapat empat kamar tidur lengkap dengan empat kamar mandi, ruang makan, dapur dan ruangan untuk bersantai.
Kapal tersebut juga berasal dari Tanah Beru, Bulukumba Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Bantuan Kapal Kemanusiaan Tiba di Banjarmasin, Dorong Pemulihan Bencana
Sejarah Nama Pinisi
Kemudian, penjelasan terkait asal mula nama kapal ini berbeda-beda.
Dilansir dari bulukumbakab.go.id, dinyatakan bahwa terdapat dua versi terkait sejarah kapal ini.
Pertama, nama kapal Pinisi dinyatakan berasal dari kata Venecia, yaitu sebuah kota pelabuhan di Italia.
Dari kata Venecia inilah kemudian berubah menjadi penisi menurut dialek Konjo yang selanjutnya mengalami proses fonemik menjadi pinisi.
Kedua, ada pendapat yang menyatakan bahwa nama pinisi berasal dari kata panisi yang memiliki arti sisip. Mappanisi/menyisip memiliki arti menyumbat semua persambungan papan, dinding, dan lantai perahu dengan bahan tertentu agar tidak kemasukan air.
Hal itu dikarenakan orang Bugis yang pertama menggunakan perahu pinisi. Lopi dipanisi’ (Bugis) artinya perahu yang disisip. [Ind/Camus]