?
chanelmuslim.com – Sebuah nasihat pengingat untuk kita, saat ini kita kan memasuki pertengahan Ramadan. Ustadz Fathuddin Jafar pelopor aplikasi Quran Tadabbur dan founder Komunitas Tadabbur Alquran (KontaQ) memberikan 15 pertanyaan yang harus ditujukan pada diri sendiri sebagai muhasabah dalam menjalani Ramadan tahun ini. Muhasabah yang disampaikan kala menyambut Ramadan, tetapi masih relevan sebagai evaluasi kita di pertengahan Ramadan ini.
Sahabatku yang dirahmati Allah,
Yaa Rabb…
Semoga Engkau sampaikan umur kami di bulan Ramadan tahun ini.
Ramadan bulan sejuta pesona karena bulan itu penuh berkah dan ampunan. Bulan training keimanan (ruhiyyah), mental, intelektual, fisik, dan akhlak. Bulan Jihad (perjuangan), kemenangan terhadap syahawat dalam diri, setan, dan musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya.
Bulan kesungguhan ibadah, menuntut ilmu, bersedekah, mujahadah dan tazkiyatunnafs. Bulan manajemen shahawat dan angan-angan duniawi.
Ramadan juga bulan latihan pelayanan terbaik pada kedua orang tua, anak-istri, karib kerabat, tetangga dan masyarakat lemah.
Bulan meraup pahala yang amat sangat besar karena berbagai kelebihan Ramadan Allah titipkan di dalamnya, khususnya malam lailatul qadr yang nilainya jauh lebih baik dari seribu (1.000) bulan.
Lebih dari itu semua, cukuplah Ramadan itu bulannya Alquran di mana Alquran diturunkan pertama kali di bulan Ramadan (QS. Al-Baqarah: 185). Malam yang diturunkan Alquran itu menjadi mulia dan melambung tinggi kemuliaannya menjadi lebih baik dari seribu (1.000) bulan (QS. Al-Qadr: 1-3).
Malam itu menjadi penuh berkah sehingga semua ketentuan dan keputusan Allah yang Maha Bijaksana terkait manusia dan alam semesta pun ditetapkan di malam itu juga (QS. Ad-Dukhan: 3-6).
Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tanpa Alquran, Ramadan dan malam diturunkannya Alquran itu menjadi bulan dan malam biasa. Keagungan, keberkahan, kemuliaan, kebaikan, dan pahala yang berlipat ganda itu tersimpan dalam Alquran.
Bahkan ibadah shaum yang memiliki kebaikan dan pengaruh positif yang luar biasa dalam membentuk karakter taqwa orang-orang beriman tidak akan pernah kita ketahui dan temukan tanpa Alquran (QS. Al-Baqarah: 183).
Sebab itu mari kita evaluasi interaksi kita dengan Alquran, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Lima belas (15) pertanyaan berikut in sya Allah dapat membantu kita dalam menilai sudah sejauh mana kita berinteraksi dengan Alquran selama ini.
1. Sudah berapa kali kita diberi Allah melewati bulan Ramadan yang penuh berkah itu?
2. Apakah kita sudah bisa membaca Alquran dengan tartil?
3. Sudah berapa kali kita mengkhatamkan bacaan Alquran?
4. Apakah kita rutin membaca Alquran setiap hari?
5. Berapa banyak kita membaca Alquran setiap hari? 1 halaman, setengah juz, 1 juz dan seterusnya.
6. Apakah kita sudah memahami sebagian atau semua isi Alquran?
7. Sudahkah kita membaca sebagian atau semua terjemahan ayat Alquran?
8. Sudah berapa kali kita khatam membaca terjemahan ayat Alquran?
9. Sudah berapa banyak kita mentadabbur (menghayati dan memikirkan) ayat Alquran?
10. Sudah berapa kali kita khatam mentadabbur Alquran?
11. Sudahkah kita membaca kitab Tafsir sehingga pemahaman Alquran menjadi benar dan luas, khususnya Tafsir Ibnu Katsir atau At-Thabari?
12. Sudahkah kita khatam membaca salah satu kitab Tafsir tersebut?
13. Apakah kita sudah membuat planning hidup terkait interaksi dengan Alquran, yakni membaca, memahami, mengamalkan, mengajarkan, dan menghafalnya?
14. Apakah kita sudah membuat planning hidup keluarga (anak-anak dan istri) kita terkait interaksi dengan Alquran, yakni membaca, memahami, mengamalkan, mengajarkan, dan menghafal Alquran?
15. Apakah kita yakin 100% Alquran itu satu-satunya kitab petunjuk hidup yang dapat membahagiakan dan menyelamatkan kita di dunia dan akhirat?
Inilah 15 pertanyaan yang selayaknya kita arahkan pada diri kita sendiri.
Jika jawabannya positif, mari kita bersyukur pada Allah. Karena tanpa pertolongan dan kemudahan dari-Nya kita tidak akan bisa.
Jika jawabannya negatif, yaitu kita mengalami kesulitan berinteraksi dengan Alquran sejak dari mendasar yakni membacanya sampai kepada mengamalkaan, mengajarkan, dan menghafalnya, maka tidak ada yang dapat disalahkan kecuali diri sendiri dan ketahuilah kita sedang bermasalah dengan pertanyaan ke-15.
Sebab itu, tanamkan selalu dan jaga selalu keyakinan kita pada Alquran dan jangan sampai kendor atau kurang dari 100%.
Meragukan Alquran walau hanya 0.001% atau melupakannya akan mempengaruhi pola interaksi kita dengan Alquran dan menyebabkan kita mengalami kesulitan bertinteraksi dengan al-Qur’an dan mentadabburnya (QS. An-Nisa’: 82 dan QS. Muhammad: 24)
Yaa Allah…
Kami memahami dengan baik bahwa hanya Alquranlah yang mampu menyelamatkan hidup kami di dunia dan akhirat. Alquranlah yang mampu menurunkan rahmat-Mu atas kami, menyembukan segala penyakit kami, menerangi jalan kehidupan kami, membimbing kami ke jalan-Mu yang lurus, memberikan peringatan pada kami terhadap ancaman dan azab neraka-Mu bagi yang mengingkari dan melupakannya di dunia ini.
Alquranlah yang mampu menanamkan Furqan (pembeda antara Al-Haq dan Al-Bathil) dalam diri kami dan membuat kehidupan kami menjadi benar-benar hidup. Tanpa Alquran kami adalah bangkai-bangkai yang berjalan di atas muka bumi yang terlepas dari keberkahan dan kasih sayang-Mu di dunia dan siap Engkau lemparkan ke dalam neraka di akhirat kelak. Hanya Alquran yang mampu memotivasi kami untuk siap mengorbankan harta dan nyawa kami yang Engkau anugerahkan kepada kami di jalan-Mu demi meraih ridha dan syurgamu.
Yaa Allah yang Maha Pemurah dan Pengasih…
Sampaikan umur kami di bulan Ramadan tahun ini dan jadikanlah ia bulan Alquran bagi kami, bagi kedua orang tua kami, anak dan isteri kami, karib kerabat kami, tetangga kami, masyarakat Muslim kami, dan pemimpin negeri ini dan negeri-negeri Islam yang lainnya. Aamiin.[]