Chanelmuslim.com – Lailatul Qadr, artinya adalah malam kemuliaan. Di malam ini Muslim banyak yang bersungguh-sungguh mencari lailatul qadr. Namun, sebagian orang salah kaprah menyebut lailatul qadr dengan “malam lailatul qadr.” Semestinya tidak perlu menyebut lailatul qadr dengan tambahan kata “malam.” Karena akan ada pengulangan kata di sana.
Lailatul Qadr adalah malam diturunkannya Al-Qur’an. Mama ini lebih baik daripada seribu bulan, atau delapan puluh tiga tahun lebih beberapa bulan. Pada malam ini, para malaikat dipimpin malaikat Jibril turun ke bumi dengan seizin Allah untukmemuliakan siapa saja yang menghidupkan malam ini. Dan, akan lebih baik jika Anda membaca secara lengkap surat A-Qadr berikut tafsirnya untuk mengetahui lebih detil tentang lailatul qadr ini.
Baca Juga: Rahasia Lailatul Qadar, Malam Seribu Bulan
Menyuruh Para Sahabat Agar Bersungguh-sungguh Mencari Lailatul Qadr
Ketika bulan Ramadhan telah memasuki sepuluh hari yang terakhir, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam biasanya menyuruh para sahabatnya agar bersungguh-sungguh mencari lailatul qadr, dikarenakan besar sekali keutamaan malam ini.
Aisyah Radhiyallahu Anha berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam biasa beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Dan beliau bersabda, ‘Carilah lailatul qadar dengan sungguh-sungguhpada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan’.” (Muttafaq Alaih)
Sabda beliau di sini, tentu saja ditunjukan kepada para sahabatnya ketika itu, juga kaum muslimin semuanya sejak masa beliau hingga sekarang dan Hari Akhir nanti. Dan, dimulainya sepuluh hari yang terakhir adalah pada hari ke dua puluh satu, dan berakhir dengan habisnya bulan Ramadhan.
Sekiranya dalam hadist di atas, waktu lailatul qadr masih umum, yakni diseluruh sepuluh hari terakhir. Maka dalam hadist yang lain disebutkan lebih mengerut, yaitu pada hari-hari yang ganjil.
Masih dari Aisyah juga, disebutkan dalam hadist shaih bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Carilah lailatul qadar dengan sungguh-sungguh pada malam ganjil dari sepuluh hari terakhir Ramadhan.”
Malam ganjil, adalah malam-malam yang ke-21,23,25,27, dan 29. Sedangkan menurut riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma, disebutkan lebih spesifik lagi sabda Nabi dalam hal ini, “Barangsiapa yang ingin mencari (lailatul qadar), maka hendaknya ia mencari pada malam kedua puluhtujuh.” (HR. Ahmad dengan sanad Shaih)
Namun demikian, terdapat perbedaan di kalangan ulama tentang kapan waktu lailatul qadar ini. Dalam Fath Al-Bari, Ibnu Hajar menyebutkan lebih dari empat puluh pendapat dalam masalah ini, yang di antaranya pendapat tersebut adalah, bahwa waktu lailatul qadar ini berganti-ganti tiap tahun pada malam-malam yang ganjil atas kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wallahu a’lam.
(sumber: 165 Kebiasaan Nabi, Abduh Zulfidar Akaha, Pustaka Al-Kautsar)