KATEGORI istri shalihah yang bebas masuk surga lainnya adalah sebagai berikut.
2. Puasa di bulan Ramadan
Puasa seorang istri shalihah di bulan Ramadan dimaknai dengan menahan segala bentuk hawa nafsu, tidak hanya makan dan minum bahkan juga meninggalkan semua yang diharamkan dan segala sesuatu yang sia-sia agar dia dapat beribadah dengan sebaik- baiknya.
Maka puasa itu bisa mendidiknya menjadi istri yang lebih baik keislamannya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ (رواه الترميذي)
“Salah satu tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. Tirmidzi).
3. Menjaga kemaluan atau kehormatan diri
Seorang istri harus bisa menutup auratnya dan menghindari segala bentuk prilaku buruk yang mendatangkan fitnah serta menjauhi prilaku perselingkuhan dari suaminya, sehingga bisa menjaga akhlak dan adab yang seharusnya dilakukan oleh seorang istri shalihah.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Karena dengan akhlak dan adabnya tersebut maka Allah akan mencintai dan memuliakannya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ وَمَعَالِيَ اْلأَخْلاَقِ وَيُبْغِضُ سِفْسَافَهَا
“Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah (hina).” (HR. Bukhari Muslim).
4. Mentaati suami
Jadilah Istri Shalihah yang Bebas Masuk Surga (2)
Baca juga: Setengah Keimanan Suami Ada di Istri Shalihah
Istri dalam suka dan duka, senang dan kecewa hendaknya tetap ikhlas untuk menjadi istri yang selalu taat kepada suami selama bukan maksiat kepada Allah, sehingga dia bisa menjadi wanita yang selalu membahagiakan suaminya, sebab sumber kebahagiaan suami terletak pada istrinya bukan kepada wanita yang lainnya.
Istri shalihah yang selalu taat kepada suami dan melakukan berbagai hal yang dapat membanhagiakannya maka ia akan digolongkan menjadi wanita yang terbaik.
Begitulah menurut penjelasan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam sabdanya saat ditanya:
أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
“Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya yang membuat suami benci.” (HR. Nasai dan Ahmad).[Sdz]