MENJADI pendengar yang baik tidak hanya menerima infomasi dari lawan bicara, hingga diibaratkan masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri. Menjadi pendengar yang baik seharusnya mampu menyerap informasi yang didapat hingga memberi kesadaran dan perilaku positif bagi diri sendiri.
Berikut ini cara efektif agar aktivitas mendengar bisa berdampak positif bagi diri kita:
1. Mendengar harus tuntas dari awal sampai akhir. Jika mendengar dilandasi oleh hati yang bersih dan akal yang sehat maka telinga akan berfungsi sebagai sarana pendengar yang efektif, bahkan telinga bisa melanjutkan apa yang didengar menjadi hidayah di dalam hati.
Karenanya mendengar harus sampai tuntas. Disini perlunya sering mengkhatamkan Al-Qur’an (membaca dan bertadabbur dari awal ayat dan awal surat hingga Khatam), agar bisa memahami, meyakini dan mengamalkan seluruh isi alquran secara utuh.
Baca Juga: Tanda-Tanda Adanya Masalah Pendengaran Pada Anak Usia 12 sampai 36 Bulan
4 Cara Efektif Menjadi Pendengar yang Baik
2. Mendengar jangan hanya sampai di telinga , tapi harus sampai ke dalam hati karena nilai-nilai positif akan berdampah besar pada sikap ketika bisa sampai ke hati.
Maka akan jadi hidayah untuk bisa diyakini dan diamalkan. Allah Subhanallahu Wa Taala berfirman:
اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓئِكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ ۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
“Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya.
(Mereka berkata), kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya. Dan mereka berkata, kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.” (QS. Al-Baqarah: 285)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa hati yang sudah meyakini kebenaran akan menimbulkan ketaatan dan mudah untuk mengakui kesalahan sehingga bisa segera bertaubat dan selalu siap kembali kepada Allah
3. Mendengar yang bisa menimbulkan keyakinan dan keimanan
Bukan menimbulkan keraguan dan kebimbangan yang berakibat pada munculnya penolakan dan pengingkaran, tapi malah semakin yakin dan tidak menjadi beban untuk diamalkan.
Allah Subhanallahu Wa Taala berfirman:
رَبَّنَاۤ اِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُّنَادِيْ لِلْاِيْمَانِ اَنْ اٰمِنُوْا بِرَبِّكُمْ فَاٰمَنَّا ۖ رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّاٰتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْاَبْرَارِ
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman, (yaitu), Berimanlah kamu kepada Tuhanmu, maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan matikanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 193)
Dari ayat tersebut maka kita faham mengapa orang sering ngeyel? Karena mendengarnya tidak dengan hati yang penuh iman.
4. Mendengar yang bisa mendatangkan kebaikan.
Allah berfirman:
مِنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا يُحَرِّفُوْنَ الْـكَلِمَ عَنْ مَّوَاضِعِهٖ وَ يَقُوْلُوْنَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَّرَاعِنَا لَـيًّۢا بِاَ لْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِيْ الدِّيْنِ ۗ وَلَوْ اَنَّهُمْ قَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَـكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَاَقْوَمَ ۙ وَ لٰـكِنْ لَّعَنَهُمُ اللّٰهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا.
“(Yaitu) di antara orang Yahudi, yang mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Dan mereka berkata, Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula), Dengarlah, sedang (engkau Muhammad sebenarnya) tidak mendengar apa pun.
Dan (mereka mengatakan), Ra‘ina, dengan memutarbalikkan lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan, Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami, tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, tetapi Allah melaknat mereka karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali sedikit sekali.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 46)
Buktikan ketaatan dengan amal sholeh. mendengar mungkin hanya sekali tetapi amal dilakukan berkelanjutan terus menerus.
Wallahu a’lam bishshawaab.
Catatan Ustazah Dr. Aan Rohanah Lc., M.Ag di akun instagramnya @aanrohanah_16.