ADA empat penyebutan manusia di dalam Al-Quran yang masing-masing memiliki perbedaan makna dan maksud tertentu, yaitu:
1. Basyarun
Penyebutan manusia dengan basyar merujuk segi fisik atau jasad kasarnya. Tidak ada perintah ibadah maupun beramal shalih yang ditujukan kepada basyar.
Bahkan nabi dan manusia lainnya disebut pula dengan basyar, karena mereka dari segi fisik adalah sama tidak berbentuk hewan maupun makhluk lain.
Dalam surah Al-Kahfi ayat 110 Allah berfirman:
قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”.
Maksudnya bahwa nabi dari segi fisik sama seperti kita, yang membedakan yaitu nabi diberi wahyu dan bimbingan langsung dari Allah.
Baca Juga: Tips Tidak Mudah Kecewa saat Interaksi dengan Manusia
4 Penyebutan Manusia di Dalam Al-Quran yang Memiliki Perbedaan Makna
2. Insun
Memiliki arti lembut. Penyebutan manusia dengan insun karena manusia mudah diberi peringatan, mudah beraudiensi, bisa diajak damai.
Di dalam Al-Qur’an penyebutan manusia dengan istilah ini ada 18 kali untuk menggugah manusia yang banyak melanggar perintah-Nya padahal seharusnya mereka rela berkorban untuk Allah.
3. Insaan
Dalam surah Al-Ashr yang sering kita baca, penyebutan manusia dengan istilah insan agar mereka saling menasihati pada kesabaran.
إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. (Al-Ashr: 2)
Artinya, manusia sebagai insan adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Mereka pasti saling membutuhkan sesamanya untuk bertahan hidup.
Walaupun seseorang semakin kaya dan tinggi jabatannya tentu ia tidak bisa terlepas dari bantuan orang lain bahkan ia semakin membutuhkan sesamanya.
4. An-Nas
Manusia dengan penyebutan nas terkandung sifat-sifat yang mulia. Ada 240 kali penyebutan An-Nas dalam Al-Qur’an untuk menyadarkan manusia bahwa dirinya seharusnya menjadi orang-orang yang baik, berakhlak mulia yang diberi tugas oleh Allah untuk membangun kesejahteraan di muka bumi.
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ ءَامِنُوا۟ كَمَآ ءَامَنَ ٱلنَّاسُ قَالُوٓا۟ أَنُؤْمِنُ كَمَآ ءَامَنَ ٱلسُّفَهَآءُ ۗ أَلَآ إِنَّهُمْ هُمُ ٱلسُّفَهَآءُ وَلَٰكِن لَّا يَعْلَمُونَ
Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman”. Mereka menjawab: “Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. (Al-Baqarah: 13)
Sumber: Buku Manusia dan Problematika Hidupnya oleh Aceng Zakaria
[Ln]