ChanelMuslim.com – 3 Tingkatan Orang Berpuasa
Didaulat sebagai pengisi kuliah tujuh menit pada malam acara yang bertajuk “Marhaban ya Ramadhan”, Dirjen Bimas Islam Machasin yang dinobatkan sebagai penceramah menyampaikan taushiyahnya bahwa puasa yang diwajibkan kepada umat manusia bertujuan untuk menjadikan manusia bertaqwa, yang menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya.
Selain itu, yang perlu dipegangi orang dalam berpuasa adalah menghindari diri dari perbuatan yang mencela dan menjauhi orang-orang yang bertikai. “Menjaga dan mengontrol diri dari segala yang dapat membatalkan puasa, sesuai tuntunan Rasulullah, untuk dapat menghindari diri dari perkataan yang kotor,” urai Machasin.
Baca Juga: Istighfar, Penutup Cela dan Penyempurna Kekurangan ketika Berpuasa
3 Tingkatan Orang Berpuasa
Mengutip pesan Imam Al- Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, Machasin mengatakan bahwa ada tiga tingkatan orang-orang yang berpuasa. Pertama, puasa orang umum atau biasa, yakni orang yang puasanya sekedar menjaga perut dan pelampiasan syahwatnya.
Kedua, puasa orang yang khusus atau pilihan, yaitu orang yang selain berpuasa makan, minum, dan syahwat, juga menjaga pendengaran, penglihatan, lidah, tangan dan kaki, serta seluruh anggota badan dari perbuatan dosa. Ketiga, puasa orang yang khusus dari orang yang khusus, yaitu puasa hati dari semua pikiran, perasaan yang ada dalam hati, dari kemauan-kemauan yang rendah, serta menjaga diri dari sifat keduniawian.
“Kita melakukan itu semua untuk mendapatkan Ridho Allah Swt,” kata Machasin saat mengisi kultum usai shalat Tarawih perdana pada Ramadhan 1436H/ 2015M di Masjid Istiqlal, Rabu (17/06) malam, diikuti ribuan umat Islam. Presiden RI Joko Widodo, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan beberapa Duta Besar negara sahabat tampak berderet pada shaf terdepan. Sebagai imam, Ustadz Husni Ismail yang membacakan ayat-ayat Al-Quran dengan suara fasih dan syahdu.
“Jika kita ingin melakukan puasa, maka berpuasalah seperti kategori puasa orang yang ketiga, sebagai pengabdian kita kepada Allah Swt.,” imbuhnya. (jwt/kemenag)