ULAMA pemburu dunia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَوۡ شِئۡنَا لَرَفَعۡنَٰهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُۥٓ أَخۡلَدَ إِلَى ٱلۡأَرۡضِ وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُۚ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ ٱلۡكَلۡبِ إِن تَحۡمِلۡ عَلَيۡهِ يَلۡهَثۡ أَوۡ تَتۡرُكۡهُ يَلۡهَثۚ ذَّٰلِكَ مَثَلُ ٱلۡقَوۡمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَاۚ فَٱقۡصُصِ ٱلۡقَصَصَ لَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ
Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia menjulurkan lidahnya (juga). Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir. (QS. Al-A’raf, Ayat 176).
Ayat ini menceritakan seorang ulama Bani Israil di masa Nabi Musa ‘Alaihissalam. Dia memiliki kelebihan berupa doa yang terkabul. Dia adalah Bal’ am bin Baa’ura.
Abu al Mu’tamar bercerita dari ayahnya tentang ayat ini, bahwa dulu ada seseorang bernama Bal’am, dan dia diberikan kenabian dan kelebihan doa yang terkabul.
Namun ilmu yang dimilikinya, dikalahkan oleh syahwat dunianya. Dia lebih condong kepada dunia bahkan menjual akhiratnya untuk dunianya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhuma berkata:
كان بني إسرائيل بلعام بن باعر أوتي كتابا، فأخلد إلى شهوات الأرض ولذتِها وأموالها، لم ينتفع بما جاء به الكتاب
Dahulu Bani Israil ada Bal’am bin Baa’ur yang telah diberikan kitab, namun dia lebih condong kepada syahwat dunia baik kenikmatannya dan kekayaannya, sehingga apa yang ada pada kitab tersebut tidak membawa manfaat baginya.
Imam Ibnul Mubarak, mengutip nasihat yang bagus dari Imam Sufyan ats Tsauri:
تعوذوا بالله من فتنةِ العابد الجاهل ، وفتنة العالم الفاجر ، فإنَّ فتنتهما فتنةٌ لكلِّ مفتون
Berlindunglah kepada Allah dari fitnah Ahli Ibadah yg bodoh, dan fitnahnya ulama pendosa, karena keduanya adalah fitnah yang berlaku atas setiap orang-orang yang terkena fitnah.
Baca juga: Belajar dari Seorang Ulama tentang Cara Mengelola Emosi
Ulama Pemburu Dunia
Inilah ulama suu’, ulama pemburu dunia, yang menjadikan ilmu dan posisinya sebagai alat tawar mencapai ambisinya.
Allah Ta’ala menggambarkan ulama seperti ini bagaikan seekor anjing yang lidahnya senantiasa menjulur, baik dihalau atau dibiarkan, lidahnya tetap menjulur.
Itulah gambaran saking ganasnya terhadap syahwat dunia, ilmu agamanya pun dipakai untuk menjilat penguasa untuk memperoleh dunia.
Bahkan dia mengubah hukum agama, mengoloknya, dan menjual beli fatwa.
Tentunya tipologi Bal’am, bukan hanya di zaman Bani Israil dahulu. Dia ada di setiap masa dan tempat.
Tugas kita bukanlah menunjuk-nunjuk siapa Bal’am zaman ini, biarlah itu menjadi evaluasi bagi masing-masing ulama.
Tugas kita adalah membina diri, mewaspadai jiwa, menekan nafsu dunia, agar tidak menambah Bal’am-Bal’am baru di abad ini.
Sumber: Madrasatuna
[Sdz]