DALAM Al-Quran, Allah memberitahukan bahwa salah satu karakter umum manusia adalah berkeluh kesah dan kikir.
Ayat ini terdapat dalam Surat Al-Ma’arij ayat 19-21:
اِنَّ الۡاِنۡسَانَ خُلِقَ هَلُوۡعًا ۙ ١٩
Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh
اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوۡعًا ۙ ٢٠
Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah
dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir
Bahkan menurut imam Al-Alusi dalam tafsirnya bahwa manusia tidak hanya sekedar berkeluh kesah atau amat kikir.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tetapi manusia itu cepat sekali bersikap keluh kesah dalam setiap kesusahan ataupun bersikap kikir dalam setiap mendapatkan kesenangan.
Adalah tabiat umum manusia. Sekecil apapun kesulitan itu, selalu tidak sabar atas ujian atau musibah yang menimpanya.
Mudah kecewa dan berkecil hati ketika kesempatan gagal diperoleh.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Sejelek-jelek sesuatu (sifat) yang terdapat dalam seseorang adalah kekikiran yang teramat dan ketakutan yang berlebihan. (HR. Abu Daud).
Begitu pula ketika manusia mendapatkan berbagai kenikmatan dan kemudahan, tidak pandai bersyukur terhadap apa yang didapatnya.
Semua keberhasilan ia anggap sebagai keberhasilan pribadi.
Baca juga: Kultum Ramadan Hari Kesebelas, Jangan Berputus Asa
Kultum Ramadan Hari Keduabelas, Obat Stres
Padahal syukur adalah salah satu bentuk peribadahan kepada Allah.
Dan syukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah. (Al-Baqarah:172).
Hati yang sehat adalah hati yang selalu memberikan potensi yang baik, menggerakkan kepada yang positif.
Hati yang penuh dengan cahaya keimanan akan cenderung membuat seseorang untuk memberi manfaat kepada sesama dan menjauhkan diri dari perbuatan yang merugikan sesama.
Agar hati bisa dikondisikan semacam itu, perlu proses yang namanya tazkiyah.
Yaitu sebuah proses usaha perbaikan diri agar hati dan sifat yang ada dalam diri manusia sesuai dengan apa yang diinginkan Allah dan Rasul-Nya.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. (Asy-Syams:9).
Sebaliknya, jiwa yang dipenuhi dengan kekufuran, kedengkian, dan kezaliman, akan selalu gelap melihat realita kehidupan.
Ia akan selalu dipenuhi dengan berbagai sifat negatif.
Bahkan sebuah kebaikan, bisa dianggap sebuah kesialan.
Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Asy-Syams:10).
Arti mengotori disini adalah mengotori jiwanya dengan berbagai kemaksiatan, sehingga yang muncul darinya adalah sifat dan karakter negatif.
Semoga kita mampu menyucikan diri kita, sehingga berbagai penyakit kejiwaan bisa kita hindari.
Sumber: Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun – Dr. Hasan El Qudsy
[Sdz]