MASJID Namirah atau masjid Ibrahim adalah salah satu di antara tempat-tempat terpenting di padang Arafah. Letaknya di sebelah barat padang Arafah. Masjid ini hanya dipakai pada hari ke 9 Dzulhijjah saja, tepatnya saat pelaksanaan wuquf.
Dahulu, sebelum memasuki Arafah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam singgah terlebih dahulu di Namirah, kala itu namirah adalah pemukiman yang letaknya di luar batasan Arafah, hingga ketika matahari telah condong ke barat, barulah beliau beranjak menuju lembah Uranah yang berbatasan dengan Arafah.
Baca juga: Ketahui Asal Mula Penyebutan Gua Tsaur
Masjid Namirah Jadi Tempat Terpenting di Padang Arafah
Di tempat itu beliau berkhutbah kemudian sholat Zuhur dan Ashar dengan jamak qashar. Baru setelah itu beliau menuju tempat wuquf.
Masjid Namirah ini dibangun tepat di atas tempat sholat dan khutbahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Awal pembangunannya pada masa dinasti Abbasiyah pada pertengahan abad kedua hijriyah.
Masjid ini telah mengalami beberapa kali perluasan dan perombakan, hingga pada masa dinasti Saudiyah, perombakan dan perluasannya diadakan secara besar- besaran dengan memakan biaya sebesar 237 juta real Saudi.
Dengan panjang perluasan dari timur ke barat mencapai 340 m, dan 240 m lebar dari utara ke selatan masjid. Total perluasan 110.000 m persegi, dengan daya tampung sebesar 350.000 jemaah.
Masjid ini dilengkapi enam menara pencakar langit dengan tinggi 60 meter, tiga qubah, 10 gerbang, dan 64 pintu.
Perlu diingat, bahwa bagian barat atau arah kiblat dari masjid Namirah berada pada lembah Uranah yang tidak termasuk wilayah Arafah.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Sehingga tidak sah berwuquf di bagian ini meskipun di dalam masjid. Di samping itu tidak ada keharusan sholat di masjid Namirah ini dan wuquf di dalamnya.
Masjid ini mengingatkan kita akan khutbah terakhir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di haji wada’.
Khutbah yang menerangkan prinsip-prinsip Islam dalam kehidupan pribadi dan masyarakat, haramnya darah, harta, dan kehormatan seorang muslim, haramnya riba, prinsip dalam berumah tangga, ukhuwah, dan ketakwaan. [Din]