ChanelMuslim.com – Adakalanya Bunda bertanya, mengapa ASI terkadang encer dan terkadang kental. Bahkan Bunda sampai berfikiran bahwa ASI encer adalah ASI yang memiliki kandungan nutrisi yang sedikit.
Dikutip dari Klik Dokter bahwa Sebenarnya, kualitas ASI tidak dapat dilihat dari tingkat kekentalannya. Cairan ASI yang terlihat cair atau kental sama-sama memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi untuk menunjang tumbuh kembangnya.
Baca Juga: Aturan Pengganti Puasa Ramadan bagi Wanita Hamil dan Menyusui
Tidak Perlu Cemas Jika ASI Encer, Kenali Perbedaannya dengan ASI Kental
ASI yang encer biasanya akan keluar di awal sesi menyusui ini disebut dengan foremilk. Sedangkan ASI yang lebih kental akan keluar pada akhir sesi menyusui disebut dengan hindmilk. seperti dikutip dari laman Romper.
Menurut Hai Bunda, kandungan lemak dalam ASI memang akan berubah selama sesi menyusui atau pemompaan dikarenakan cara ASI disimpan di payudara.
Saat payudara memproduksi susu, gumpalan lemak dalam susu menempel satu sama lain serta ke alveoli. Saat susu diperah, bagian yang tidak terlalu lengket yakni bagian yang encer dan sedikit berlemak akan keluar terlebih dahulu.
Saat sesi menyusui atau pemompaan berlangsung, lebih banyak gumpalan lemak akan keluar dan menghasilkan susu yang lebih berlemak.
ASI encer yang terlihat di awal sesi menyusui biasanya tampak bening. ASI ini rendah lemak tetapi lebih tinggi gula susu (laktosa).
Dan memberikan bayi dengan cairan cukup dapat membantu meningkatkan energinya dan memberikan nutrisi otak untuk perkembangannya, seperti dikutip dari laman Exclusive Pumping.
Setelah menyusui sekitar lima menit, ASI kental biasanya mulai muncul. ASI ini terlihat lebih kental dan creamy. Biasanya, kandungan lemak tinggi ada di dalamnya dimana baik untuk penambahan berat badan bayi dan pertumbuhan bayi secara keseluruhan.
Dan, berbicara mengenai ASI encer dan ASI kental, sebuah studi yang diterbitkan oleh The Pediatric Clinicians of North America menemukan tekstur, kekentalan, dan rasa tidak hanya berbeda dari pemberian makan ke pemberian makan berikutnya tetapi juga tergantung pada kebutuhan bayi.
Selain itu, kapasitasnya juga dapat berubah dengan cepat berdasarkan biofeedback dari air liur bayi.
Tidak hanya itu, ASI juga dapat berubah sesuai dengan kesehatan dan gizi ibu. Menurut sebuah laporan di Breastfeeding Medicine, rasa dan tekstur ASI berubah ketika ibu mengalami infeksi seperti mastitis.
Rupanya, ada sedikit rasa berbeda selama busui mengalami peradangan. Tidak mengherankan, tekstur dan kekentalan susu juga ada hubungannya dengan apa yang dimakan busui.
Menurut The American Journal of Clinical Nutrition, diet busui memiliki efek pada kualitas dan tekstur ASI. Dan busui yang diet kaya vitamin C memiliki ASI yang kaya vitamin C. Hal ini tidak hanya mempengaruhi senyawa nutrisi tetapi juga tekstur ASI.
Jadi, penting untuk memperhatikan asupan harian Bunda juga ya. Karena tidak saja memengaruhi nutrisi ASI yang dikonsumsi bayi tetapi juga rasa ASI itu sendiri. [Ln]