oleh: Umi Widya
ChanelMuslim.com – Sedih ya kalau tahu ada anak usia dini (di bawah 5 tahun bahkan) yang masuk bimbel membaca atau bimbel berhitung.
Anak dapat PR seabrek menyelesaikan berbagai jenis soal.
Anak disuruh menulis sangat banyak, merangkai huruf demi huruf yang kadang tidak ada maknanya.
Alasannya supaya anak pintar saat masuk SD.
Orangtua abai apakah anaknya bisa menalikan sepatu atau tidak, bisa memasangkan kancing baju tidak, bisa mengklasifikasikan benda miliknya tidak.
Parahnya, orangtua abai bahkan tak pernah bertanya seolah tak pernah ingin tahu, bagaimana perasaan anaknya hari ini? Apa yang anaknya pikirkan tentang sesuatu? Bagaimana dia memandang lingkungan terdekat dan lingkungan sekitar.
Padahal modal hidup sukses itu tak sekadar bisa merangkai huruf atau mengalikan angka semata.
Bagaimana keadaan anak hari ini, merasa diterima dan berharga atau tidak? Ini penting untuk masa depannya.
Saya sering tanya Iona (3 tahun 3 bulan) jika harus dititip di rumah nenek, “Apakah Iona baik-baik saja?”
Antusias dia jawab, “Iya, Mi, Iona baik-baik saja”.
Atau sering saya tanya bagaimana kegiatannya hari ini di sekolah saat dijemput. Dia akan bercerita banyak, lengkap sekali, siapa teman baru yang masuk hari ini, siapa yang menangis, bagaimana guru memperlakukan dia, bagaimana dia mengapresiasi temannya.
“Mi, mi tadi Hamida sedih loh, mau ke Bundanya” atau “Mi, kalau Hanifa beranian loh, nggak ada Bundanya tapi nggak nangis”.
Mungkin kemampuan Iona membaca lingkungan di usia segitu tak istimewa sama sekali, tapi itu modal penting untuk hidup dia kelak.[ind]