ChanelMuslim.com – Konsep decluttering dari Jepang. Ada berbagai konsep decluttering yang populer di dunia, salah satunya adalah konsep decluttering dari Jepang.
Konsep lain yang terkenal adalah Minimalist Game, Four Box Method, One Method, Packing Party, dan Closet Hanger Method yang pada intinya semua metode berbenah itu mengerucut pada konsep minimalist living.
Baca Juga: Mengenal Istilah Decluttering
Mengenal Konsep Decluttering dari Jepang
KonMari adalah metode yang ditemukan oleh Marie Kondo yang berasal dari Jepang. Maka, membandingkan metodenya lebih apple to apple dengan yang satu negara dengannya.
Banyak persamaan Indonesia dengan Jepang, salah satunya adalah terkait karakter masyarakat.
Masyarakat Jepang tempo dulu juga memiliki karakter hampir sama dengan mayoritas masyarakat Indonesia, seperti membuang sampah sembarangan, suka terlambat, tidak disiplin, gemar mengobrol, malas membaca, dan tidak menepati janji.
Bedanya adalah Jepang lebih dahulu melakukan reformasi besar-besaran terhadap pola hidup dibandingkan Indonesia.
Maka dari itu, kita perlu banyak belajar dari mereka, mulai dari hal yang kecil termasuk dalam hal berbenah.
Budaya keisan dan prinsip kaizen yang patut kita apresiasi dan adopsi.
Budaya kaizen adalah perubahan berkesinambungan (inovasi) dalam melakukan aktivitas sehingga waktu yang tersedia menjadi lebih produktif.
Sedangkan prinsip kaizen adalah perbaikan secara terus-menerus dengan komitmen peningkatan sedikit demi sedikit dan tanpa akhir (kualitas).
Apabila kita dalam berbenah memegang dua prinsip di atas, akan tercipta kondisi yang ideal.
Selanjutnya, kita akan membahas konsep decluttering dari Jepang. Kita bahas satu per satu mulai dari KonMari (Marie Kondo), Metode 5S, Danshari (karya Hideko Yamashita), dan Goodbye, Things (karya Fumio Sasaki).
Baca Juga: Agar Barang Decluttering Tepat Sasaran, Komunitas Gemar Rapi Inisiasi Gerakan Saling Beri
Metode KonMari
Metode KonMari dikenalkan oleh Marie Kondo sekitar 2010-2011, hampir berbarengan dengan terbitnya buku Hideko Yamashita tentang Danshari.
Marie Kondo adalah seorang “maniak berbenah” sejak balita. Sepanjang hidupnya, ia fokus dan konsisten terhadap aktivitas berbenah yang telah menjadi passion-nya itu.
Kini, ia menjadi sangat bersinar dengan metode KonMari dan bahkan masuk ke dalam “100 Orang yang Berpengaruh pada 2015” versi Majalah TIME.
Saat ini, metode KonMari bisa dikatakan yang paling banyak diminati oleh masyarakat dan media sosial. Bisa dicek pada situs Goodreads, masukkan kata kunci ‘decluttering’ pasti yang muncul teratas metode KonMari ini, yaitu buku The Life-Changing Magic of Tidying Up: The Japanese Art of Decluttering and Organizing.
Marie Kondo terlahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Ia memiliki kakak yang kegiatannya bermain game tiada henti, sibuk.
Sedangkan ayahnya bekerja, sibuk. Mamanya mengurus adiknya, sibuk.
Maka, ia sendirian di rumah “dalam arti positif” mengalihkan kesendirian itu dengan membereskan barang-barang keluarganya, dengan tujuan untuk “membantu” meringankan pekerjaan orang tuanya, terutama mamanya.
Ia sendiri terinspirasi berbenah karena mamanya setiap hari berbenah (tiada henti). Dari sanalah ia menyukai kegiatan tersebut.
Baca Juga: Tips Mengatur Rumah Sempit Jadi Lapang
Konsep Decluttering dalam KonMari
Hal utama dalam decluttering versi KonMari adalah mengubah pola pikir, membuat gaya hidup ideal, dan menyusun jadwal berbenah.
Disarankan untuk membuat jadwal tidak lebih dari 6 bulan, idealnya 3 bulan disesuaikan dengan kondisi rumah.
Kemudian, jika sudah memulai proses berbenah, fokus pada barang yang kita simpan dan merasa bahagia saat menyentuh barang tersebut.
Runut per kategori dimulai dari pakaian, buku, kertas, memorabilia, baru fokus pada penataan.
Penataan pada prinsipnya semua pakaian bisa dilipat dan cara meletakkannya dijajar horizontal, tidak ditumpuk seperti pada umumnya.
Filosofinya agar setiap benda mampu beristirahat dengan nyaman di dalam ‘rumahnya’, storage diibaratkan ‘rumah’ bagi para benda setelah ‘bekerja’ di luar.
Dengan demikian, kualitas dan energinya lebih terjaga dibandingkan disusun penuh sesak. Wah, cukup unik ya, tetapi logis juga.
Jika dilihat dari segi kepraktisan, lalu lintas pengambilan pakaian jauh lebih mudah dibandingkan metode ditumpuk.
Pakaian dilihat dari atas jadi tampak semua oleh mata sehingga tidak memungkinkan ada yang jarang terpakai.
Itulah sekelumit tentang decluttering dan penataan versi KonMari.[ind]
sumber: buku KonMari Mengubah Hidupku, Khoirun Nikmah, Penerbit Bentang: 2018.