BAGAIMANA cara menghadapi orangtua yang jauh dari agama? Ustaz, saya mau bertanya, ibu saya tinggal satu rumah dengan saya, usianya 60 tahun.
Tetapi, ibu saya tidak mau berhijab dan tidak mau belajar ngaji. Ibu saya seorang single parent, dia perokok dan sering jalan dengan adik sepupunya, main ke puncak, pulang jam 3 pagi, memang cuma makan-makan sama ngobrol. Ibu saya juga pakaiannya seperti anak muda.
Sekarang ibu saya sedang dekat dengan laki-laki nonmuslim. Kami sudah mengingatkan sudah melarang, tapi tidak juga didengar. Bagaimana menghadapi ibu yang seperti ini? Saya takut dosa tapi hati saya kesal karena ibu sudah tua, sudah tidak pantas.
Baca Juga: Harapan Orangtua Pada Anak
Menghadapi Orangtua yang Jauh dari Agama
Oleh: Ustaz Slamet Setyawan, S.HI
Jawaban: Berbakti dan taat kepada orang tua merupakan hal utama yang diajarkan dalam agama Islam. Namun bagaimana menghadapi orang tua yang jauh dari agama?
Islam tidak pernah menghentikan hubungan orang tua dan anak meskipun orang tuanya jauh dari agama, bahkan berbeda agama. Islam sangat menganjurkan anak selalu berbakti kepada orang tua mereka selama tidak mengajak mengingkari Allah.
“Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah siapa pun kecuali Dia, dan hendaklah kamu berbuat kebaikan kepada orang tua. Jika salah satu dari mereka atau keduanya mencapai usia tua bersamamu, maka jangan katakan ‘Fie’ kepada mereka atau menolak mereka, tetapi berkatalah kata yang ramah kepada mereka,” (QS. Al-Israa ayat 23).
Seperti dikisahkan, putri Abu Bakar radhiyallahu anhu, Asmaa memiliki seorang ibu non-Muslim yang tinggal di Makkah, sedangkan Asmaa telah bermigrasi dengan ayahnya dan seluruh umat Islam ke Madinah. Setelah perjanjian Hudaibiyah, mereka bisa saling mengunjungi. Ibunya datang ke Madinah untuk mengunjungi Asmaa. Dia menginginkan beberapa hadiah dan sumbangan dari anaknya.
Asmaa lantas bertanya kepada Rasulullah terkait permintaan ibunya karena ia tahu ibunya sangat membenci Islam. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kemudian bersabda. “Ya, lakukan tindakan kebaikan padanya,” (Al-Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).
Allah berfirman, “Dan jika keduanya memaksamu mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Maka kepada-Ku kamu kembali, dan Aku akan memberi tahu kamu apa yang bisa kamu lakukan,” (QS. Al-Lukman ayat 15).
Maka sikap kita sebagai anak yang baik adalah mengingatkan dengan cara yang baik dan tanpa bosan mendoakannya agar diberi hidayah Allah. Wallahu a’lam.[ind]