USTAZ, boleh tidak menjaga komunikasi/jarang nimbrung dalam obrolan dengan saudara-saudara dari keluarga besar agar tidak timbul perasaan iri dengki?
Karena kebiasaan saudara selalu membicarakan materi, meski kadang diselingi hal positif di dalamnya? ‘Afwan.
Baca Juga: 4 Kunci Komunikasi dengan Anak
Jarang Komunikasi dengan Keluarga Besar, Bolehkah?
Ustaz Farid Nu’man Hasan Hafizhahullah menjelaskan sebagai berikut.
Boleh, berpisah beberapa waktu untuk menghindari madharat tidak apa-apa, itu bukan memutuskan silaturrahim yang terlarang.
Dahulu Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pernah mendiamkan 3 sahabatnya selama 50 hari karena mereka tidak ikut perang Tabuk tanpa alasan. Wallahu a’lam.
Namun demikian, kita tidak bisa terus menghindar dalam pembicaraan dengan keluarga, mungkin ada baiknya kita mengubah keadaan dengan komunikasi tanpa kekerasan.
Bagaimana kita menangani situasi seperti ini dengan Komunikasi Tanpa Kekerasan?
1. Jelaskan apa yang kita lihat senetral mungkin, tanpa penilaian atau evaluasi.
Hindari menilai secara subjektif dan mulailah pembicaraan dengan objektif atau hal-hal yang umum.
2. Komunikasikan perasaan kita
Yaitu dengan berbicara tentang pengalaman batin kita sendiri tanpa menafsirkan tindakan orang.
Ini adalah cara tanpa kekerasan untuk berkomunikasi dengan keluarga yang lebih baik.
3. Mengenali Kebutuhan Fundamental
Yaitu dengan mengenali apa yang menyebabkan perasaan terluka. Di sini, satu orang merasa bahwa kebutuhan dasar untuk dicintai dan dihargai oleh anggota keluarga lain tidak terpenuhi.
4. Merumuskan Permintaan
Yaitu permintaan yang akan membantu menyelesaikan masalah.
Baca Juga: Manajemen Konflik dalam Kolaborasi Pengasuhan
Mengatasi konflik
Cara damai lain untuk mengatasi masalah adalah melalui resolusi konflik. Apa itu Resolusi Konflik?
“Cara bagi dua pihak atau lebih untuk menemukan solusi damai untuk perselisihan di antara mereka. Ketidaksepakatan itu bisa bersifat pribadi, finansial, politis, atau emosional.
Ketika pertikaian muncul, seringkali tindakan terbaik adalah negosiasi untuk menyelesaikan pertikaian. ” – Community Toolbox Box
Ada tujuh langkah konkret untuk menegosiasikan resolusi konflik:
1 – Memahami konflik
2 – Berkomunikasi tanpa defensif
3 – Pikirkan kemungkinan solusinya
4 – Pilih solusi terbaik
5 -Gunakan mediator pihak ketiga
6 – Jelajahi alternatif
7 – Mengatasi situasi stres dan taktik penekan.
Setiap langkah memerlukan sedikit pemikiran dan usaha, tetapi layak dilakukan karena akan menjadi investasi jika konflik berakhir dengan perdamaian.
Solusi yang memuaskan semua pihak
Sebagai orang yang beriman, kita harus memperhatikan dengan seksama hubungan kita dan cara latihan berkomunikasi sehingga kita mematuhi perintah Allah Subhanahu wa taala.
Puaskan diri dengan bahan bacaan yang dikombinasikan dengan upaya tulus untuk menangani ketidaksetujuan kita tanpa permusuhan dapat membantu menyembuhkan hubungan kita dan membawa lebih banyak kedamaian ke dunia.[My/ind]
Sumber: Alfahmu.id, aboutislam