BENARKAH Syaikh Al Albani memfatwakan hijrah ke luar Palestina? Afwan Ustaz, banyak teman-teman salafi (sebagian) yang bersikukuh memakai fatwa Syaikh albani tentang konflik Palestina.
Saya sendiri belum baca secara full fatwa tersebut (tentunya yang trjemahan), bisakah tolong Ustaz menulis terjemahan fatwa itu di sini, atau disingkat saja secara garis besarnya,
Lalu adakah fatwa dari ulama lain yang mengoreksi fatwa albani -rahimahullah- tersebut, baik ulama di luar salafi atau ulama seafiliasi? Syukran jazakumullahu khoiron. Barakallahu fiikum.
Ustaz Farid Nu’man Hasan menjelaskan bahwa isu tersebut sudah sejak tahun 1990-an, bahwa Syaikh Al Albani telah memfatwakan seperti itu.
Namun, oleh salah satu murid dan tangan kanan Syaikh Al Albani yaitu Syaikh Ibrahim Syaqrah hal itu telah dibantah.
Menurutnya, Syaikh Al Albani tidak pernah memfatwakan penduduk Palestina hijrah dari Palestina, itu salah paham atau salah kaprah terhadap fatwa Beliau.
Syaikh Ibrahim menulis buku khusus tentang kesalahpahaman itu dan buku tersebut ditandatangani oleh Syaikh al Albani sendiri.
baca juga: Ketua MUI Bidang Fatwa: Kami Tidak Pernah Menetapkan Kehalalan Produk Nabidz
Benarkah Syaikh Al Albani Memfatwakan Hijrah Ke Luar Palestina?
Sebenarnya, fatwa tersebut adalah sebagai berikut:
هل فى قرى فلسطين او فى مدنها قرية او مدينة يستطيع هؤلاء ان يجدوا فيهادينهم؟ فان كان، فعليهم ان يهاجروا اليها ولا يخرجوا من أرض فلسطين، إذ ان هجرتهم من داخلها الى داخلها أمر مقدور عليه و محقق الغاية من الهجرة.
Apakah di desa-desa Palestina atau di perkotaannya ada kota atau desa yang mana mereka dapat menjalankan agamanya?
Jika ya, maka wajib atas mereka hijrah ke sana dan janganlah keluar dari Palestina.
Mengingat hijrahnya mereka dari satu tempat ke tempat lain di Palestina adalah perkara yang mungkin dilakukan, dan dapat mewujudkan tujuan hijrah itu sendiri.
(Madza Yanqimuuna Minsy Syaikh Al Albani, hlm. 24)
Jadi, kemungkinan besarnya, tidak benar Syaikh Al Albani memfatwakan warga Palestina meninggalkan Palestina.
Gara-gara salah paham itu, Syaikh Al Albani dikritik keras oleh para fuqaha baik Timur dan Barat sejak tahun 90-an.
Jihad di Baitul Maqdis tidak pernah hilang sampai hari kiamat.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ لَعَدُوِّهِمْ قَاهِرِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلَّا مَا أَصَابَهُمْ مِنْ لَأْوَاءَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَيْنَ هُمْ قَالَ بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ
“Akan ada sekelompok ummatku yang senantiasa berada di atas kebenaran, menang dan mengalahkan musuh mereka, orang yang menentang mereka tidaklah membahayakan mereka kecuali cobaan yang menimpa mereka hingga urusan Allah tiba (kiamat) dan mereka seperti itu.”
Mereka bertanya; “Wahai Rasulullah! Di mana mereka?”
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda; “Di Baitul Maqdis dan di sekitar Baitul Maqdis.”
(HR. Ahmad no. 22320. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: Shahih. Ta’liq Musnad Ahmad no. 22320)
Maka tidak mungkin meninggalkan tanah jihad, karena tidak ada lagi hijrah setelah Fathu Makkah. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لَا هِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ وَإِذَا اسْتُنْفِرْتُمْ فَانْفِرُوا
“Tidak ada lagi hijrah setelah kemenangan (Makkah) akan tetapi yang tetap ada adalah jihad dan niat. Maka jika kalian diperintahkan berangkat berjihad, berangkatlah”. (HR. Bukhari no. 2825)
Sebab, jika benar warga Palestina tidak mampu melawan, lemah, maka negeri muslim terdekatnya wajib membantunya, bukan menyuruh mereka hijrah meninggalkan kampung halamannya.
Begitulah tuntunan fiqihnya.
Sementara Syaikh Abdullah Al Faqih mengatakan:
فإن الجهاد في فلسطين فرض عين على كل مسلم قادر من أهل البلد، فإن لم يتأد الواجب - وهو دفع العدو وطرده بهم كما هو حاصل الآن- دخل في حكم الوجوب من يليهم من المسلمين عربا أو عجماً ، وهكذا حتى يتم التخلص من العدو، أو يعم جميع الأمة في مشارق الأرض ومغاربها، أجمع على هذا أهل العلم.
Jihad di Palestina adalah fardhu ‘ain bagi muslim yang mampu di penduduk tersebut.
Seandainya mereka belum bisa menjalankan -melawan dan mengusir musuh seperti saat ini– maka kewajiban ini bagi negeri muslim lain di luarnya, baik Arab dan bukan Arab. Terus begitu sampai musuh bersih dari sana.
Atau jihad ini menjadi umum bagi semua umat, baik Timur dan Barat, dan para ulama telah Ijma’ atas hal ini.
(Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 8509)
Demikian. Wallahu a’lam.[ind]