ChanelMuslim.com – Arisan hingga saat ini masih menjadi agenda utama dalam perkumpulan ibu-ibu. Bagaimanakah hukumnya dalam Islam? Mari kita simak penjelasan dari Ustadz Farid Nu’man Hasan
Bismillah wal hamdulillah… Arisan dalam arti yang sederhana adalah sekumpulan orang yang mengumpulkan duit lalu diundi, ini bukan judi, sebab tidak ada menang kalah, semua akan mendapatkan juga pada akhirnya dan pada gilirannya. Ini sama seperti menabung, hanya saja bedanya uang totalnya didahulukan atau ditunda.
Atau seperti seorang yang berutang ke beberapa orang. Ini tidak ada larangan dalam nash, bara’atul ashliyah, kembali ke hukum asal, begitu juga dalam hal arisan haji dan qurban.
Baca Juga: Pertunjukan Musik Bahrain Masuk dalam Daftar Warisan UNESCO
Arisan, Inilah Hukumnya dalam Islam (1)
Imam Ibnul Qayyim berkata:
والأصل في العقود والمعاملات الصحة حتى يقوم دليل على البطلان والتحريم
Hukum asal dalam berbagai perjanjian dan muamalat adalah sah sampai adanya dalil yang menunjukkan kebatilan dan keharamannya. (I’lamul Muwaqi’in, 1/344)
Atau yang serupa dengan itu:
أن الأصل في الأشياء المخلوقة الإباحة حتى يقوم دليل يدل على النقل عن هذا الأصل
Sesungguhnya hukum asal dari segala ciptaan adalah mubah, sampai tegaknya dalil yang menunjukkan berubahnya hukum asal ini. (Imam Asy Syaukani, Fathul Qadir, 1/64. Mawqi’ Ruh Al Islam)
Dalil kaidah ini adalah:
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah (2): 29)
Dalil As Sunnah:
الحلال ما أحل الله في كتابه والحرام ما حرم الله في كتابه وما سكت عنه فهو مما عفا عنه
“Yang halal adalah apa yang Allah halalkan dalam kitabNya, yang haram adalah yang Allah haramkan dalam kitabNya, dan apa saja yang di diamkanNya, maka itu termasuk yang dimaafkan.” (HR. At Tirmidzi No. 1726, katanya: hadits gharib. Ibnu Majah No. 3367, Hasan)
Bersambung…
(ind/alfahmu)