SETAN mempunyai misi khusus untuk suami istri. Yaitu, bagaimana agar keduanya pisah, untuk selamanya.
Dalam Al-Qur’an, setan disebutkan mempunyai misi khusus untuk suami istri. Yaitu, untuk memisahkan antara suami dengan istri, alias bercerai.
Seribu satu cara dilakukan setan. Antara lain:
Satu, Memandang Indah Pria atau Wanita Lain.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan bahwa pandangan (kepada yang bukan mahram) merupakan panah-panah setan.
Artinya, setan menjadikan pandangan “liar” itu sebagai bidikan hati si pemilik pandangan. Tak peduli apakah yang dipandang itu nyata atau tidak nyata atau sosok yang ada dalam film dan lainnya.
Tujuannya untuk menjadi perbandingan. Bahwa, yang bukan mahram itu lebih menarik dari yang ada: yaitu istri atau suami.
Jika hati terpedaya dan mengatakan, “Iya!” Maka, kadar cinta dan sayang akan turun seiring pudarnya ketertarikan dengan suami atau istri.
Cara logika terbalik diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Yaitu, jika hatimu tergoda dengan wanita lain, maka temuilah istrimu.
Dua, Membanding-bandingkan Saat Ini dengan Masa Lalu.
Manusia itu tak ada yang sempurna. Tidak juga ada manusia yang stabil fisiknya, dari dulu sampai sekarang tidak ada perubahan: tetap cantik dan tetap ganteng.
Waktu dan usia akan memudarkan keadaan fisik siapa pun. Tidak cantik lagi, dan tidak ganteng lagi. Tidak langsing lagi, dan tidak gagah lagi.
Karena itu, imbangi mawaddah dan rahmah. Mawaddah adalah cinta karena dorongan biologis, sementara rahmah cinta karena dorongan rasa.
Rasa tentunya lebih kuat dari biologis. Karena rasa begitu abstrak, tanpa batas, dan langgeng. Meskipun tidak cantik lagi, ia adalah wanita yang paling tersayang. Begitu pun terhadap suami.
Tiga, Memanas-manasi Kemarahan.
Selain tentang fisik, emosi manusia pun bisa labil. Ada marah, kecewa, benci, ngambek, dan lainnya.
Suami istri adalah dua manusia yang memiliki hubungan paling dekat. Begitu pun emosi keduanya. Yang mungkin saja muncul marah, kecewa, benci, ngambek, dan lainnya.
Di luar kesadaran kita, setan kerap menyusup kedalam hati untuk ‘ngomporin’ dua emosi. Hal yang sebenarnya kecil, terasa menjadi sangat besar.
Contoh, suami janji akan jemput istri di suatu tempat. Istri nunggu begitu lama, tapi suami tak kunjung datang. Ketika ditelepon tak juga diangkat. Ternyata, baru ketahuan kalau suami ketiduran.
Ini perkara sangat sepele karena ketiduran bisa terjadi pada siapa pun. Tapi jika setan berhasil, hal sepele ini bisa menjadi sebab konflik besar.
Segeralah istigfar dan ucapkan ta’awudz ketika setan menghembuskan konflik itu. Satu lagi, kenanglah selalu tentang hal baik dan indah dengan istri atau suami ketika setan melakukan sebaliknya. [Mh]