RASULULLAH ternyata selalu memanjatkan doa ketika sedang berjalan pulang dari tempat yang jauh. Entah itu kembali dari berperang, berdakwah, berdagang dan sebagainya. Ketika kembali ke tempat asalnya, Rasulullah pasti berdoa.
Seseorang yang bepergian, ada sesuatu yang dia tinggalkan di saat berangkat (keluarga dan rumahnya). Kala pulang, seseorang akan kembali lagi kepada apa yang dia tinggalkan sebelum pergi.
Sekiranya seseorang pergi dari satu kota lain, lalu di tinggal di sana dan tidak kembali lagi ke kota asalnya, maka hal ini namanya pindah dan bukan bepergian.
Baca Juga: Tips Bepergian Menggunakan Car Seat, Jangan Lebih dari Dua Jam
Doa Rasulullah ketika Berjalan Pulang dari Bepergian
Kemudian, saat-saat seseorang dalam bepergiannya, itulah yang orang katakan sebagai dalam perjalanan. Sekalipun dia sedang diam atau tinggal di suatu tempat dan tidak sedang berjalan.
Itulah mengapa, meskipun Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam (dan seluruh sahabat kaum Muhajirin) lahir, tumbuh, dan besar di Makkah, ketika beliau tinggal di Madinah, tidak ada satu pun ulama yang mengatakan bahwa keluarnya beliau dari Makkah menuju Madinah sebagai bepergian.
Namun, mereka semua sepakat menyebutnya sebagai hijrah. Karena memang beliau tidak pulang kembali ke Makkah.
Selanjutnya, apabila Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah selesai mengadakan suatu perjalanan dan pulang kembali ke Madinah, beliau biasa membaca doa dan bertakbir setiap kali melewati dataran yang tinggi.
Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma menceritakan,
“Apabila Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pulang dari perang, atau haji, atau umrah, beliau bertakbir tiga kali setiap melewati jalanan menanjak di bumi.
Kemudian, beliau berdoa, ‘Laa ilaaja illallaahu wahdahuu laa syariikalah. Lahu mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syay’in qadiir. Aayibuuna taa’ibuuna ‘aabiduuna saajiduuna lirabbinaa haamiduun. Shadaqallaahu wa’dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzaaba wahdah’.” (Muttafaq Alaih)
(Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah satu-satunya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan, dan pujian dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Kita kembali, sebagai hamba yang bertaubat, ber’ibadah, sujud untuk Robb kita dan yang memuji-Nya. Allah Maha Benar dengan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan menghancurkan sendiri musuh-musuh-Nya)
Hadits di atas tampaknya sudah jelas maksudnya, yakni apabila Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pulang dari bepergian, beliau biasa membaca doa di atas.
Namun, ada dua hal yang perlu dicatat. Pertama, doa ini dibaca Nabi saat dalam perjalanan pulang, bukan ketika telah sampai di rumah.
Kedua, beliau membaca doa ini setelah mengadakan perjalanan yang lama dan jauh. Karena perjalanan Nabi bersama para sahabat memang sangat jauh dan memakan waktu berhari-hari.
Akhirnya, sekiranya perjalanan itu dekat dan tidak memakan waktu yang cukup lama, atau katakanlah tidak lebih lebih setengah hari, maka tidak mengapa jika tidak membaca doa ini. Meskipun jika membacanya tentu lebih baik. [Cms]
(Sumber: 165 Kebiasaan Nabi, Abduh Zulfidar Akaha, Pustaka Al-Kautsar)