PARA suami, pernahkah Anda dibuat jengkel oleh sikap istri? Konselor Keluarga sekaligus Founder Wonderful Family Institute, Cahyadi Takariawan menjelaskan bahwa sikap istri adalah cerminan kondisi hubungan suami dengan Allah.
Mungkin Anda merasa dilecehkan atau direndahkan istri. Mungkin istri membantah,membangkang bahkan melawan suami. Apa yang Anda lakukan jika istri berlaku demikian?
Sebagian suami mungkin akan menggunakan kuasanya untuk menghukum atau menggunakan kekerasan untuk menundukkan istri.
Muncullah KDRT baik secara fisik maupun psikis terhadap istri. Sebagian yang lainnya mengekspresikan marah dengan meninggalkan sang istri.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
View this post on Instagram
Namun, sebagai manusia beriman, ada muhasabah yang selayaknya dilakukan.
Imam Abdul Wahab bin Ahmad Asy- Sya’rani (w. 973 H) menyatakan bahwa sikap istri mencerminkan kondisi hubungan suami dengan Allah.
Jika hubungan dengan Allah buruk, akan muncul dalam perilaku istri.
Dalam kitab Tanbihul Mughtarin, Imam Abdul Wahab bin Ahmad Asy-Sya’rani menjelaskan bahwa jika ada pembangkangan istri terhadap suami, bisa menjadi gambaran hubungan suami tersebut dengan Allah.
Ketika menghadapi perilaku buruk istri, para ulama salaf lebih memilih muhasabah atau intropeksi diri.
Sikap Istrimu Adalah Cerminan Kondisi Hubunganmu dengan Allah
Baca juga: Sikap Istri saat Suami Rajin Ibadah, Tapi Malas Mencari Nafkah
Bahwa ketika istri membangkang, bisa jadi disebabkan hubungan dirinya yang sedang buruk dengan Allah.
Sebagian ulama salaf menyatakan:
إن عصيت الله رأيت ذلك في خلق زوجتي و أهلي و دابتي
“Sungguh, ketika bermaksiat kepada Allah, aku melihat dampak buruknya ada pada perilaku istriku, keluargaku dan hewan tungganganku.”
Ketika menghadapi perilaku buruk istri, para ulama salaf lebih memilih muhasabah atau intropeksi diri.
Bahwa ketika istri membangkang, bisa jadi disebabkan hubungan dirinya yang sedang buruk dengan Allah.
Dengan demikian, suami selalu mendapatkan hikmah kebaikan atas setiap sikapdan tindakan istri yang tidak menyenangkan.
Suami tidak memperburuk akhlaknya sendiri dalam rangka memperbaiki akhlak istri.
Namun ia lebih berupaya memperbaiki hubungan dengan Allah, agar Allah memperbaiki akhlak istri.
Semua menjadi indah, dengan cara pandang dan sikap yang positif.[Sdz]