ChanelMuslim.com- Pasangan itu keseimbangan. Harmonis itu langgeng. Bisakah pasangan yang tetap selaras dan seimbang bisa diraih tanpa pacaran?
Pasca remaja, pria dan wanita mendambakan rumah tangga sakinah, mawadah, dan rahmah. Dambaan itu tentu harus melalui sebuah pintu: nikah.
Pasalnya, bisakah dambaan itu bisa diperoleh jika nikah dengan seseorang yang belum dikenal dekat. Bahkan tahu nama dan gambarnya pun melalui orang lain.
Rasa yakin dan ragu pun timbul tenggelam seperti penampakan perahu kecil di tengah ombak besar. Kalau memang mungkin, bagaimana caranya?
Cinta Burung Merpati
Burung merpati itu kerap dijadikan simbol pasangan yang harmonis. Cinta dan setia selamanya. Meskipun kiri kanan banyak yang menggoda.
Namun, kadang orang tidak mencermati bagaimana merpati bisa tumbuh cinta dan setia sampai mati. Bagi yang hobi memelihara burung, tentu hal ini bukan hal baru.
Merpati bertemu jodoh bukan karena gerilya. Atau istilah lain dari pacaran yang diawali lirik sana, lirik sini. Pilih sana, pilih sini. Dan akhirnya coba sana, coba sini. Naudzubillah.
Merpati itu dijodohkan. Meski belum saling kenal, si pemilik merpati menempatkan sepasang burung ini dalam satu kandang. Setiap hari.
Awalnya mungkin belum ada reaksi. Tapi seiring waktu, akhirnya saling jatuh hati. Perjodohan pun berakhir happy.
Sejak itu, baik jantan maupun betina, saling memiliki ikatan kuat. Seperti tak akan pernah pisah, keduanya selalu berdua. Jauh maupun dekat.
Bagi merpati jantan, apa pun akan dilakukan demi bisa selalu bersama cintanya. Dari situlah, para penghobi merpati kerap memanfaatkan kekuatan ikatan cinta ini menjadi ajang lomba.
Caranya? Masing-masing pemilik melepaskan merpati jantan dari jarak yang sangat jauh. Mereka menunggu di satu titik akurasi. Di situ, masing-masing mereka memegang merpati betina pasangan jantan yang sedang terbang.
Hasilnya, semua merpati jantan menukik tajam meskipun sedang mengangkasa jauh di atas ketinggian. Seolah sang jantan tidak tertarik keindahan lain di angkasa selain pujaan hati yang ada di titik akurasi itu.
Mereka menukik tajam bukan karena di sana ada si pemilik yang memberinya makan. Melainkan karena di titik itu ada kekasih yang sudah terjalin ikatan hati.
Menariknya, sungguh pun banyak merpati betina di titik itu, tak satu pun jantan yang salah pilih. Atau pura-pura salah pilih karena ada betina lain yang lebih menarik.
Itulah sosok merpati yang biasa menjadi simbol kesetiaan cinta. Tak banyak yang tahu, kalau kesetiaan cinta merpati itu tumbuh dari perjodohan yang sebelumnya tidak saling kenal.
Merpati tidak pernah ingkar janji. Janji yang telah ia ikrarkan dengan jodohnya. Merpati hanya memiliki satu pasangan seumur hidup. Pasangan yang pertama dan terakhir sampai mati.
Inilah fenomena alam yang Allah pautkan dalam perilaku burung merpati. Begitu banyak pelajaran yang bisa dipetik.
Jadi, jangan pernah ragu jika nikah tak diawali dengan pendekatan yang berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Insya Allah, sakinah mawadah dan rahmah akan tumbuh subur di perjodohan. Bukan di pacaran yang try and error tanpa akhir. [Mh/bersambung]