PAHAMI kebutuhan afeksi pasangan adalah hal penting.
Cahyadi Takariawan seorang Konselor Ketahanan Keluarga, pendiri Wonderful Family Institut mengatakan, dalam keluarga yang kuat, selalu terdapat perilaku apresiasi positif satu sama lain.
Suami dan istri saling memberikan penghargaan atas berbagai sifat, sikap, tindakan atau ucapan pasangan.
Bahkan untuk sesuatu yang tampak kecil dan sederhana.
Mereka pandai menghargai dan memuliakan pasangan, tidak suka merendahkan dan menghina pasangan.
Kemampuan memberikan apresiasi adalah soal softskill, yang bisa ditumbuhkan sejak masa kecil.
Seperti mengucapkan kata tolong, terimakasih dan maaf.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Suami dan istri dalam keluarga kuat, selalu memberikan ekspresi kasih sayang sesuai dengan keinginan dan harapan pasangan.
Mereka saling mengerti keinginan dan kebutuhan pasangan.
Mereka mengerti apa yang diharapkan pasangan dari dirinya, mengerti kebutuhan kasih sayang pasangan, mengerti kebutuhan emosi pasangan.
Dengan demikian suami dan istri mengekspresikan cinta dan kasih sayang sesuai dengan harapan pasangan.
Teladan utama dari ekspresi cinta dan kasih sayang kepada pasangan adalah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Pahami Kebutuhan Afeksi Pasangan Anda
Beliau mencontohkan apresiasi dan afeksi dalam kehidupan bersama keluarga.
Betapa banyak rasa bahagia diungkapkan oleh Aisyah dan istri lainnya, atas tindakan dan perilaku Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada mereka.
Aisyah pernah menceritakan, “Aku minum air pada sebuah gelas dalam kondisi haid, kemudian aku menyerahkannya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kemudian Nabi menaruh bibirnya persis di bekas tempat aku minum.”
“Saat aku makan sepotong daging, kemudian aku serahkan sisanya kepada Nabi, beliau juga menaruh bibirnya di bekas gigitanku” (HR. Ibnu Hibban).
Baca juga: 8 Langkah Membangun Komunikasi yang Nyaman dengan Pasangan
Kemesraan Nabi ditunjukkan pula dengan senang mencium istri.
Aisyah berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam jika selesai shalat Ashar maka beliau masuk menemui istri-istrinya lalu mencium dan mencumbui salah seorang di antara mereka” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ummu Salamah juga menceritakan bahwa Rasulullah menciumnya sedangkan ia sedang berpuasa (HR. Bukhari dan Muslim).
Ini menandakan perhatian Nabi terhadap para istri dengan tindakan afeksi yang disukai para istri.
Jika suami mengerti kebutuhan afeksi istri dan istri mengerti kebutuhan afeksi suami, akan hadir suasana cinta dan kebahagiaan.[Sdz]