SEBAGAIMANA tanaman, cinta perlu dirawat. Sebagaimana tumbuhan, cinta perlu disemai dan dipupuk dengan benar agar tak mengering dan layu.
Cinta yang lurus itu sengaja ditumbuhkan. Bukan menunggu tumbuh sendiri. Maka tanpa berbekal cinta, rumah tangga bisa berlimpah kebaikan dan penuh keutamaan, sebab cinta ditumbuhkan sepenuh kesadaran. Bukan seperti ilalang yang tumbuh liar.
Sebagian ada yang menikah dalam keadaan telah tersemat rasa cinta dalam hatinya. Ini bukan berarti telah menjadi jaminan baginya bahwa pernikahan itu akan membahagiakan dan berlimpah kebaikan.
Baca Juga: Anak-anak di Palestina Selalu Bawa Surat Perpisahan untuk Keluarganya di Saku Celana
Menyuburkan Cinta Keluarga
Betapa pun cinta telah bersemi, ia harus dirawat dan dibersihkan dari hama maupun penyakitnya. Jangan sampai terjadi, merasa cinta segalanya sehingga abai terhadap panduan agama. Lalu sehabis bulan madu, tinggallah bulan-bulan empedu.
Cinta yang lurus, tanpa bulan madu pun ia penuh kebaikan, in sya Allah.
Abu Ath-Thayyib Al-Mutanabbi berkata:
فَإِنَّ قَليلَ الحُبِّ بِالعَقلِ صالِحٌ وَإِنَّ كَثيرَ الحُبِّ بِالجَهلِ فاسِدُ
“Maka sesungguhnya, sedikitnya cinta yang berdiri di atas lurusnya akal akan membaguskan (mendatangkan kebaikan besar). Sebaliknya cinta berlimpah yang beriring kedunguan justru merusak menghancurkan.”
Allahu’alam Bishowab
Catatan: Ustadz Mohamad Fauzil Adhim