MEMBANGUN keluarga idaman. Keluarga merupakan level kedua yang dibangun oleh masyarakat Islam, setelah membangun pribadi muslim.
Pentingnya membangun kekokohan keluarga sama dengan pentingnya membangun kekokohan pribadi muslim.
Baca Juga: Menjadi Muslimah Idaman Suami dan Mertua
Oleh: Ustazah Eko Yuliarti Siroj, S.Sos., M.Si.
Keluarga merupakan level kedua yang dibangun oleh masyarakat Islam, setelah membangun pribadi muslim. Pentingnya membangun kekokohan keluarga sama dengan pentingnya membangun kekokohan pribadi muslim.
Sebagai unit terkecil dari bangunan masyarakat Islam, keluarga dibangun oleh dua insan yang bersatu dalam sebuah komitmen pernikahan. Dan kedua insan itu harus berpasangan yaitu laki-laki dan perempuan.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurot: 13).
Disyaratkannya pernikahan antara laki-laki dan perempuan karena tujuan utama dari pernikahan adalah menjaga entitas manusia.
Agar manusia memiliki keturunan sehingga keberadaan manusia di muka bumi dan keberlangsungan hidupnya terus terjaga.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Baca Juga: Istri Idaman
Membangun Keluarga Idaman
“Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (jagalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah Maha Menjaga dan Maha Mengawasi.” (QS An-Nisaa: 1)
Selain itu, tujuan lain dari pernikahan adalah terciptanya ketenangan di muka bumi yang bermula dari ketenangan dari dalam keluarga.
Jika kita menginginkan masyarakat dunia cinta damai, maka bangunlah cinta dan kasih sayang dalam keluarga. Niscaya kedamaian akan tercipta di dunia ini.
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS Ar-Ruum: 21).
Keluarga idaman merupakan keluarga yang sejak awal didirikan, dibangun di atas landasan taqwa kepada Allah Subhanahu wa taala dan hanya mengharap Ridho-Nya.
Oleh karena itu, keluarga idaman akan Kembali kepada ajaran Al-Qurán dan As-Sunnah ketika menghadapi permasalahan apapun dalam keluarga.
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.” (QS An-Nisaa: 59)
Keluarga idaman juga selalu sederhana dalam segala sesuatunya. Sederhana secara fisik maupun maknawi.
Dari aspek fisik, keluarga idaman tidak berlebihan dalam menyediakan makanan, minuman, perlengkapan dan berbagai hal sekunder lainnya.
Hadits yang diriwayatkan Hudzaifah bin Al-Yaman mengatakan: “Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melarang kami menggunakan bejana emas dan perak untuk minum dan makan.
“Beliau juga melarang kami menggunakan baju dari sutra dan brukat halus (diibaaz) dan duduk di atasnya,” (HR Bukhori).
Hadits ini bukan berarti kita harus memalingkan diri dari perhiasan dunia, akan tetapi hadits ini lebih sebagai pengingat agar kita tidak berlebihan padanya.
Adapun kesederhanaan yang terkait dengan hal maknawi, tercermin dalam hal-hal yang terkait dengan perilaku dan cara berfikir.
Anggota keluarga idaman selalu menjadikan perilaku dan cara berfikir Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sebagai standar.
Ibunda Aisyah radhiyallahu anha meriwayatkan: “Tidaklah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam diberi dua pilihan, kecuali beliau akan mengambil urusan yang paling mudah.”
Demikian juga dalam hak berfikir. Keluarga idaman memilih untuk mengambil pemikiran-pemikiran yang jelas yang mengarahkan pada hal-hal yang tegas dan positif.
Keluarga idaman memiliki rumah yang bersih dan segar.
Mereka gemar menjaga kebersihan karena mereka tahu bahwa Allah Subhanahu wa taala mencintai orang-orang yang membersihkan diri (QS At-Taubah:108).
Mereka juga suka dengan keindahan karena mereka tahu “Sesungguhnya Allah Maha Indah dan menyukai keindahan,” (HR Muslim dan Tirmidzi).
Keluarga muslim hendaknya tidak membiarkan sampah berserakan di sekitar rumahnya, karena kita tahu, membersihkan dan merapikannya merupakan bagian dari perintah Allah dan Rasul-Nya.
Keluarga idaman memahami hak-hak anak, sehingga berusaha untuk memenuhinya. Di antara hak anak adalah memiliki tempat tidur sendiri tidak bercampur dengan saudara-saudaranya.
Dalam hadits, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Perintahkanlah anakmu untuk menunaikan shalat pada usia tujuh tahun dan pukullah mereka jika sulit melakukannya di usia sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka.”(HR Abu Daud).
Keluarga idaman memiliki budaya saling membantu antar anggota keluarga. Berbagi tugas sesuai dengan batas kemampuan yang dimiliki.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, manusia terbaik, memberikan teladan dengan menjahit sandalnya, memeras susu kambingnya, menggendong anak-anak kecil, menyiapkan kebutuhan pribadinya dan sebagainya.
Keluarga idaman merupakan lingkungan natural yang didalamnya anak-anak tumbuh dan berkembang dengan optimalisasi potensi fisik, akal, emosi, dan potensi.
Dengan demikian, terbentuklah karakter mulia, seperti cinta, kasih sayang, simpati dan empati dalam jiwa mereka.
Selamat mewujudkan keluarga idaman. Wallahu a’lam bish showab.[ind]