KONSELOR Keluarga sekaligus Founder Wonderful Family Institute, Cahyadi Takariawan menjelaskan bahwa laki-laki dan perempuan diberi akal dan hati dengan segala macam potensinya.
Bukan karena laki-laki ia menjadi pandai, tetapi siapa pun (baik laki-laki maupun perempuan) yang menggunakan kemampuan akalnya secara optimal ia menjadi pandai.
Walau begitu, kebanyakan laki-laki memang cenderung lebih dominan memanfaatkan potensi akalnya untuk menyelesaikan masalah, dan perempuan cenderung lebih dominan memanfaatkan potensi perasaan untuk itu.
Ini berkaitan dengan kecenderungan pemanfaatan potensi-potensi tersebut.
Laki-laki cenderung menganggap penting nilai keahlian atau kompetensi teknis.
Ia menganggap dengan keahlian itu posisinya akan kokoh sebagai pemimpin.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Sebaliknya, tanpa keahlian ia akan kehilangan kepercayaan diri untuk memimpin.
Berbeda dengan perempuan yang cenderung lebih menganggap penting nilai kebersamaan, justru karena ia banyak memanfaatkan potensi perasaannya.
Maka, jika Anda melihat hal yang tidak baik pada diri suami dan Anda ingin mengubahnya, jangan menggunakan kata-kata yang menyinggung perasaan keahliannya.
Cara menggurui atau menganggap suami tidak tahu, ini menyinggung perasaan keahlian suami.
Keahlian dan Kebersamaan
Baca juga: Membuat Pribadi yang Mudah Tersenyum Kepada Pasangan
Dan jika Anda ingin mengubah istri, Anda perlu memahami dan mengerti kondisi istri.
Karena perempuan sangat mementingkan kebersamaan. Jika Anda tidak mampu mengerti dan memahami dirinya, itu akan melukai perasaan istri Anda.
Hidup ini sangat romantis, jika kita mampu menikmatinya. Tidak mudah mengeluh oleh kesulitan. Tidak mudah menyerah oleh tantangan.
Ingin pernikahan langgeng hingga ke surga? Luruskan niat, hanya karena Allah.
Imam Malik menyatakan:
ما كان لله دام واتّصَل وما كان لغير الله انقطع وانفصل”
“Segala sesuatu yang dilakukan karena Allah, niscaya akan kekal dan berkelanjutan. Segala sesuatu yang dilakukan untuk selain Allah, akan terputus dan sirna.”[Sdz]