GERAK-GERIK istri kadang sulit dipahami suami. Alih-alih bisa memaklumi, justru suami menjauhi istri.
Tidak semua suami mudah memahami istri. Persis seperti emak-emak pengendara sepeda motor yang salah ngasih lampu ‘sign’. Mau belok ke kanan, tapi lampu yang berkedipnya ke kiri. Akibatnya bisa sangat fatal.
Wanita Biasa dengan Bahasa Isyarat
Umumnya wanita mengekspresikan keinginannya dengan bahasa isyarat. Tidak seperti laki-laki yang bilang apa adanya.
Ada tiga ekspresi yang ada pada wanita: ekspresi keinginan, ekspresi penolakan, dan ekspresi protes.
Jika ekspresi-ekspresi itu tidak mampu dipahami suami, maka akan ada ekses. Antara lain, istri akan membatin dan itu akan memunculkan potensi emosi. Atau, membatin yang tidak mampu dikeluarkan yang akhirnya menjadikannya tidak sehat: fisik maupun psikis.
Contoh, istri ingin perhatian yang lebih dari suami. Biasanya istri akan ‘protes’ ke suami yang super sibuk dengan bilang, “Mau berangkat lagi, Mas?”
Mestinya, suami langsung bisa memahami bahwa istrinya ingin perhatian yang lebih. Ia batalkan rencana keluar rumahnya dan mengajak istri refresing atau lainnya.
Tapi jika suami tidak paham dengan ‘protes’ itu, maka hanya tinggal waktu. Jika hal itu terus terulang, bisa terjadi ‘ledakan’ emosi. Jika istri tak mampu meluapkan emosi, ia akan membatin. Dan hal itu bisa memunculkan penyakit.
Wanita Bisa ‘Bermuka Dua’
Jangan maksudkan istilah ‘bermuka dua’ dengan sifat munafik. Bukan itu. Tapi, sebuah ekspresi yang dimunculkan wanita, khususnya istri, karena khawatir memberatkan atau mengganggu suami.
Jadi, istri akan menyuarakan arah ke kanan, padahal yang diinginkan ke kiri. Dengan cara ini, ia merasa ‘aman’. Kalau suami memang ingin ke kanan, itu memang seperti yang ia sampaikan. Tapi jika suami inginnya ke kiri, maka itu jawaban yang sangat ia nantikan.
Biasanya, hal ini terjadi mungkin karena akumulasi membatin istri yang tak kunjung dipahami suami. Atau, ia merasa tak mampu menyuarakan aspirasinya karena takut salah atau takut disalahkan suami.
Jadi, berhati-hatilah suami untuk menyetujui tawaran istri untuk ke kanan atau ke kiri. Perhatikan hasrat yang sebenarnya. Dan untuk yang ini, biasanya pilihan sebenarnya yang disebutkan pertama.
Wanita Diam itu Punya Makna
Para suami harus menyadari bahwa diamnya istri itu menunjukkan aspirasi. Jadi, bukan melulu sebuah persetujuan, tapi ada yang sulit disampaikan.
Karena itu, suami harus tidak serta-merta memutuskan kalau istrinya diam itu tanda setuju. Pasti ada aspirasi dalam diamnya.
Contoh, suami mengajak istri berwisata di hari libur. Normalnya, ajakan yang menarik akan disambut dengan ekspresi ceria. Tapi, kenapa diam.
Jangan buru-buru mengambil kesimpulan bahwa ajakan itu disetujui istri. Karena boleh jadi, yang butuh liburan itu suami secara sepihak, bukan istri.
Karena itu, ajak istri yang diam itu untuk bicara. Tentu bukan dengan memaksa. Tapi dengan cara memberikan pancingan pilihan kegiatan. Mana yang disambut dengan ceria oleh istri, itulah yang ia inginkan. [Mh]