ChanelMuslim.com – Istri tak hormat, talak bertindak. Entah cinta yang seperti apa yang menyatukan jika setiap hari rasanya bukan kata mesra yang keluar tetapi justru amarah.
Memang tidak semua pasangan itu harus romantis, karena tidak setiap orang dapat dengan luwesnya mengungkapkan perasaan dan menunjukkannya seperti layaknya kita lihat di sinetron atau film.
Banyak cara menunjukkan rasa cinta dan sayang pada pasangan tetapi tentu bukan dengan amarah, bukan?
Bagi anak kita yang masih kecil, mungkin sebagian amarah kita adalah bentuk kasih sayang kita agar mereka tidak melakukan hal yang membahayakan atau salah.
Tetapi jika setiap hari kita marah pada suami, apakah itu bentuk sayang kita?!
“Ayah itu kan lap buat dilantai, bukan untuk meja makan! Ayah kan sudah diingatkan berkali-kali. Aduh ayah selalu aja lupa, jorok kan. Ayah tuh diingat-ingat dong!”
Ini adalah omelan-omelan yang biasanya keluar dari mulutku. Yah, pekerjaan rumahku selain mengajari jagoan-jagoan kecil untuk selalu rapih dan bersih jika sudah bermain atau melakukan apapun, adalah juga mengingatkan jagoan yang paling besar untuk rapi.
Entah itu hanya meletakkan handuk setelah dipakai, menyimpan pakaian kotor pada keranjang, dan hal-hal remeh temeh lainnya yang enggak penting.
Sungguh sebenarnya tidak penting tapi bagiku itu penting. Coba tanya ibu-ibu rumah tangga lain, pasti mereka yang punya suami rapih dan bisa tertib sangat senang.
Eits, tapi benar perkara kecil ini sungguh tidak penting, kita harus tetap bersabar mungkin akan terus mengomel atau mengingatkan tentang hal-hal kecil itu seumur hidup.
Baca Juga: Bercanda dengan Istri
Istri Tak Hormat Talak Bertindak
Tetapi biarlah, karena ada yang lebih penting yang harus kita jaga, yaitu keutuhan rumah tangga. Kita mungkin kesal melihat kebiasaan-kebiasaan suami yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan kita.
Entah misalnya suami yang bisa berjam-jam menghabiskan waktunya untuk mengutak-atik motornya, atau hobi lainnya.
Suami yang kurang rapi cenderung pelupa, atau suami yang tidak punya inisiatif selalu bertanya dan menurut.
Tiada yang sempurna memang dan butuh waktu dan kesabaran ekstra jika kita ingin merubahnya menjadi seperti yang kita inginkan.
Namun, ada beberapa yang sepertinya lebih emosional menghadapi berbagai kekurangan pada suami. Hal-hal kecil seperti masalah handuk, atau kaca rumah yang kotor dengan terus mengomel tiada henti.
Suatu kali pergi bersama salah seorang saudara dan keluarganya. Karena memang telah akrab, tiada basa basi diantara kami.
Tetapi ada yang berubah, entah sejak kapan saudaraku ini menjadi hobi sekali mengomel. Saat itu suaminya memang melakukan kesalahan kecil, tetapi sepertinya tiada habis omelan yang keluar dari sang istri.
Ini akhirnya merembet, setiap hal yang dilakukan suaminya nampak salah.
Memang bukan urusan kami, dan karena kami hanya pergi bersama seharian, jadi kami pikir mungkin saudaraku ini tengah banyak masalah dengan pekerjaannya.
Tetapi, kemudian kami mendengar dari saudara yang lain yang merasa risih juga ketika melihat kejadian yang kurang lebih sama dengan yang kualami.
Lama tak pergi bersama saudaraku itu karena kesibukan kami, aku malah mendengar bahwa suaminya sering curhat pada saudaraku yang lain dan bilang malah akan menceraikan istrinya jika si istri selingkuh.
“Hmm…sepertinya bukan masalah istrinya yang berselingkuh,” kataku dalam hati.
Si suami mungkin curhat akan kecurigaan dia terhadap istrinya untuk menutupi rasa kesal karena merasa tidak dihormati istrinya.
Adakah lelaki yang dapat menerima ketika istri seringkali mengomeli meski tidak dengan kata-kata yang kasar tetapi selalu saja bernada kesal dan sedikit melecehkan untuk hal-hal yang kecil.
Salah meletakkan gunting di rumah, lupa membeli susu saat pulang kantor, cara menyetir yang lamban atau entah mungkin hal-hal keseharian lainnya.
Masalah kecil ini sungguh dapat merusak keutuhan rumah tangga. Karena emosi kita perempuan yang katanya suka sangat emosional, jika tidak kita kontrol justru akan membawa petaka untuk kita.
Rasa hormat pada suami tidak boleh sampai hilang meski suami memiliki banyak kekurangan.
Bukan hanya karena kita kurang bersolek saat menyambut suami yang membuat suami pindah ke wanita lain, tetapi rasa hormat dan kenyamanan suami saat bersama kita juga tentu menjadi hal yang sangat penting.
Komunikasi adalah keharusan
Mengungkapkan kekesalan dan ketidaksetujuan kita pada kebiasaan atau pemikiran suami tentu harus disampaikan.
Tetapi, jangan sampai penyampaian kita yang lebih banyak emosi, lebih banyak nafsu justru membuat inti dari apa yang ingin kita ungkapkan tidak ditangkap suami.
Suami hanya melihat kita tukang ngomel, tidak punya rasa hormat sehingga ia mungkin terpikir mencari wanita lain atau malah memilih mentalak si istri.
Ingatlah akan cinta yang kalian perjuangkan hingga akhirnya dipersatukan dalam ikatan yang halal. Ingatlah bahwa ketika pernikahan terjadi, suami adalah imam yang harus kita hormati bagaikan kita hormat pada orangtua, karena surga istri terletak pada ridho suami.
Ada penyampaian yang baik untuk semua kekesalan dan ketidaksetujuan kita. Lihatlah suami bukan sebagai orang yang selalu salah, lihatlah ia sebagai penjaga dan penghibur hati yang selalu ada di samping kita.
Meski kita memiliki pekerjaan yang baik, meski kita memiliki harta yang cukup, meski kita memiliki teman yang setia, suami lebih dari semuanya.
Karena Allah menyatukan jodoh hingga pernikahan terjadi. Tugas suami dan istrilah untuk menjaga keutuhannya.
Dan jadilah suami yang tegas, bimbinglah istri dengan kesabaran berilah siraman rohani, atau bersama-sama mengisi hati dengan ayat-ayat Allah.
Karena, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenang. Wallahu’alam.[Mh/ind]