ChanelMuslim.com – Sebagai pasangan, suami dan istri saling mempengaruhi. Buruknya perlakuan atau perkataan pasangan akan juga mempengaruhi prilaku pasangan. Begitu dengan cara suami mencari nafkah akan terpengaruh dengan prilaku istri menerima nafkah suami. Apakah istri mudah bersyukur dan berterima kasih atau malah selalu merasa tidak puas akan nafkah yang diberikan suami.
Ada satu peristiwa terkait perangai istri terhadap nafkah yang diberikan suami. Kisah yang dialami oleh imam Hasan al Bashri. Imam Hasan al-Bashri memulai kisahnya, “Aku datang kepada seorang pedagang kain di Mekkah untuk membeli baju. Si pedagang mulai memuji-muji dagangannya dan bersumpah. Akupun meninggalkannya dan aku katakan tidaklah layak membeli dari orang semacam itu. Akupun membeli dari pedagang lain.”
Dua tahun kemudian aku berangkat menunaikan ibadah haji dan aku bertemu dengan orang itu lagi, tapi aku tidak lagi mendengarnya memuji-muji dagangannya dan bersumpah. Lalu aku bertanya kepadanya, “Bukankah engkau orang yang dulu pernah berjumpa denganku beberapa tahun lalu?”
“Iya benar,” jawabnya.
“Apa yang membuatmu berubah seperti sekarang? Aku tidak lagi melihatmu memuji-muji dagangan dan bersumpah,” tanyaku lagi
Ia pun bercerita, “Dulu aku punya istri yang jika aku datang kepadanya dengan sedikit rizki, ia meremehkannya dan jika aku datang dengan rizki yang banyak ia menganggapnya sedikit. Lalu Allah mewafatkan istriku tersebut. Dan aku menikah lagi dengan seorang perempuan yang Jika aku hendak pergi ke pasar, ia memegang bajuku lalu berkata, "Wahai suamiku, bertaqwalah kepada Allah, jangan engkau beri makan aku kecuali dengan yang thayyib (halal). Jika engkau datang dengan sedikit rezeki, aku akan menganggapnya banyak, dan jika kau tidak dapat apa-apa aku akan membantumu memintal (kain)’.”
Kisah pedagang dan istrinya itu memberi hikmah bagi para istri agar selalu bersikap qanaah terhadap apa yang diberikan suami. Dari istri yang qanaah ini akan datang keberkahan dari Allah. istri yang qanaah tidak akan bersikap boros. Bahkan dia akan menjadi lebih kreatif dalam mengelola nafkah yang diberikan suaminya. Mulai dari menyusun menu yang murah tapi bisa memenuhi gizi untuk keluarga hingga menggunakan keterampilannya untuk mencari tambahan bagi keluarga.
Sungguh tidak merugi perempuan qanaah lagi cerdas. Jika ia mampu mencari uang sendiri akan menjadi sedekah jika diberikan untuk keluarga dan akan menjadi harta pribadi jika ia menyimpannya. Sangat merugi istri yang tidak qanaah lagi tidak mampu bersyukur dan bereterima kasih, karena dia hanya akan menjerumuskan suaminya kepada perbuatan yang buruk, yaitu bersikap tidak jujur (MAY)