SUAMI-ISTRI bisa melakukan cara efektif berikut untuk menyelesaikan pertengkaran. Suatu kegiatan yang dinilai sebagai ibadah terpanjang adalah pernikahan.
Karena waktunya yang panjang itu segala hal bisa menjadi persoalan yang menimbulkan pertengkaran. Pertengkaran sehari-hari mungkin remeh tapi perlu diantisipasi dampaknya.
Pertengkaran harus segera diselesaikan dan dicari jalan keluarnya.
Baca Juga: 12 Pemicu Pertengkaran Suami Istri
Cara Efektif Menyelesaikan Pertengkaran bagi Suami Istri
Dalam setiap pertengkaran tidak ada hati yang bisa merasa nyaman. Biasanya pikiran kalut dan emosi meledak-ledak. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan pertengkaran.
1. Berhenti beradu argumen
Stop beradu argumen ketika belum menemukan titik temu. Jangan teruskan. Ambil jeda dan hentikan pembicaraan tentang topik yang sedang dipertentangkan karena jika diteruskan akan malah memantik emosi di dalam diri. Beri waktu pada diri sendiri untuk merenungi apa yang tengah terjadi.
2. Tenangkan pikiran
Ambil napas dalam-dalam dan embuskan. Ucapkanlah istighfar, segeralah berwudhu dan mohonlah petunjuk Allah atas segala persoalan yang tengah dihadapi.
3. Fokuslah pada masalah
Renungkan dalam-dalam persoalan yang ada dan pikirkan masak-masak apa langkah selanjutnya yang akan diambil.
Jika pikiran dan hati sudah tenang, siapkan diri untuk melanjutkan diskusi. Diskusi lho ya bukan melanjutkan pertengkaran.
Dalam mencari titik temu, suami istri perlu sikap salamatus sadr, saling berlapang dada. Berkompromilah untuk mendapat kata sepakat.
Dan ingatkan pasangan ketika pilihannya sudah menyimpang dari tujuan rumah tangga. Yang perlu diingat, segala keputusan harus bermuara pada damainya rumah tangga.
Fokus pada masalah yang ada, tidak perlu melebar kemana-mana. Tidak perlu mempersoalkan dosa-dosa atau kesalah pahaman yang lalu atau hal-hal yang belum terjadi. Itu sama saja mencari persoalan baru.
4. Mari bicara
Gunakan gaya bahasa yang konstruktif. Di sinilah perlunya menenangkan pikiran dan hati. Karena ketika hati dan pikiran sudah tenang maka gaya bahasa kita pun akan lebih tenang dan tidak memantik emosi lawan bicara kita.
Jangan terbawa emosi yang kemudian malah membuat kata-kata kita menyerang pasangan. jika sudah begitu maka pasangan akan mempertahankan diri dan balik menyerang.
Akhirnya inti persoalannya tidak akan pernah dibahas dan tidak terselesaikan. Kita malah menciptakan luka baru dan permasalahan baru.
Gaya bahasa yang konstrukstif misalnya saat kondisi keuangan sedang tidak stabil. Jangan sampai istri mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati suami, “Papah sih cari uangnya nggak benar!”
Suami pasti akan mempertahankan diri dengan kalimat, “Enak saja, kamu tuh yang boros banget!” Buntutnya bertengkar tiada usai.
Padahal bisa diselesaikan dengan tidak saling menyalahkan. Istri bisa membesarkan hati suami agar semangatnya untuk mencari nafkah tetap menyala. Atau bahkan bisa mendiskusikan pengeluaran-pengeluaran apa saja yang sebenarnya bisa di pangkas.
Pertengkaran yang terjadi dalam pernikahan adalah ajang untuk saling memahami pasangan. Pertengkaran terkadang sebuah sinyal pasangan kita agar kita segera memberi perhatian dengan apa yang tengah ia rasakan.
Ketika pertengkaran bisa diambil jalan keluarnya dengan cara yang baik, masing-masing memahami apa yang tengah terjadi dan berlapang dada dengan keputusan yang diambil, maka pernikahan kita semakin melaju ke depan. In syaa Allah. [MAY/Cms]