UNIVERSITAS Indonesia (UI) menggelar Pengabdian Masyarakat (Pengmas) berupa edukasi bencana pada siswa SMA, Senin, (9/10/2023) bertempat di Kantor Bupati Pasangkayu, Sulawesi Barat.
Daerah Pasangkayu dipilih karena berdasarkan indeks risiko bencana dari BNPB tahun 2022, Kabupaten Pasangkayu berada di peringkat kedua setelah Kabupaten Majene sebagai kabupaten dengan risiko bencana yang tinggi di Sulawesi Barat. Beberapa kejadian bencana yang sering terjadi di Pasangkayu adalah banjir, tanah longsor, dan gempa bumi.
Menurut Ketua Pelaksana Pengmas Edukasi Kebencanaan UI, Husnul Fitri, kota-kota kecil terutama di wilayah timur Indonesia seringkali mengalami kondisi yang lebih sulit ketika mengalami bencana karena minimnya sumber daya.
“Kota-kota ini harus lebih siap menghadapi bencana yang tiap saat bisa terjadi. Kegiatan kesiapsiagaan bencana berbasis pendidikan sekolah dapat menjadi salah satu solusi sehinggga kesadaran akan bencana dapat terbangun sejak dini,” jelas Fitri.
Fitri menambahkan, kegiatan pelatihan singkat tersebut diadakan sebagai wawasan pemetaan bencana komunitas.
“Kami mengadakan kegiatan pelatihan singkat untuk wawasan pemetaan bencana komunitas, yaitu komunitas sekolah,” tambahnya.
baca juga: Akademisi UI Kenalkan Metode Peace and Love untuk Penanganan Cedera dalam Berolah raga
Pengmas UI Gelar Edukasi Bencana di Kabupaten Pasangkayu Sulawesi Barat
Lebih lanjut, Fitri menambahkan, BNPB telah mengeluarkan panduan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang menegaskan bahwa sekolah yang aman bencana harus meliputi 3 pilar, yaitu fasilitas sekolah aman, manajemen bencana di sekolah, dan pendidikan pengurangan risiko bencana.
“Konsep ini yang ingin kita kenalkan pada siswa,” lanjutnya.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, BPS Pasangkayu mencatat berbagai kejadian bencana terutama banjir dan tanah longsor. Kejadian banjir misalnya, memiliki frekuensi dan pola tahunan, yaitu terjadi antara bulan Agustus – November. BPS Pasangkayu juga mencatat bahwa curah hujan yang tinggi umumnya terjadi hampir sepanjang tahun dan terendah pada bulan Januari. Pola ini menunjukkan bahwa kejadian bencana di Pasangkayu membutuhkan kesiapsiagaan dari masyarakat untuk mengantisipasi, memitigasi, dan meminimalisasi dampak bencana yang rutin terjadi di Pasangkayu. Selain itu, Pasangkayu juga berada di jalur patahan sesar Palu Koro yang aktif.
Guru pendamping SMAN 1 Pasangkayu Maslolo, S.Pd. yang turut mendampingi siswa dalam kegiatan ini menyatakan sangat senang dan berterima kasih atas kegiatan pengmas yang dilakukan oleh UI karena dapat memberikan wawasan pada siswa mereka.
“Kami berharap kegiatan ini dapat menambah ilmu buat anak-anak, khususnya organisasi PMR di sekolah yang selama ini banyak terlibat dalam kegiatan seperti ini,” kata Maslolo.
Kegiatan ini merupakan bentuk partisipasi peningkatan kesadaran bencana di masyarakat.
UI turut menyambut peringatan PRB (Pengurangan Risiko Bencana) 2023 yang diadakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada bulan ini di Kendari, Sulawesi Tenggara.[ind]