IKHLASKAN apa pun yang lepas dalam hidup kita. Karena dengan cara itulah, Allah membersihkan diri dan hidup kita.
Ada sebuah pengalaman dari seseorang yang tinggal di sebuah kampung. Ia minta saran tentang obat dari sakit perutnya kepada seorang tabib.
Sang tabib memberikannya resep sederhana. Minum kuning telur yang dicampur madu. Setelah itu ditutup dengan meminum air kelapa.
Apa yang terjadi setelah ramuan itu diminum? Yang terjadi bukan sakit perutnya hilang. Sebaliknya, ia mengalami buang-buang air sepanjang hari.
Ia pun menanyakan lagi ke sang tabib tentang reaksi yang tidak diinginkannya itu: apakah saran sang tabib ada yang keliru?
Sang tabib pun menjelaskan bahwa itu reaksi normal. Dengan begitulah tubuh membersihkan perut dari semua kotoran yang masuk melalui makanan atau minuman. Istilah itu dikenal dengan detoksifikasi atau pembersihan dari racun.
Tidak enak, memang. Tapi, setelah pembersihan itu, tubuh akan kembali sehat sempurna.
Ada cerita lain yang mirip. Tapi kaitannya lebih tentang jiwa, bukan fisik.
Seorang mantan kru pembuat film yang kontennya ‘merusak’ masyarakat bercerita. Ia mengaku taubat. Ia akhirnya berhenti dari karir itu dan beralih ke pekerjaan yang baik meskipun hasilnya minim.
Ia pun memperbaiki pola hidupnya. Ia rajin ke masjid untuk ibadah, zikir, dan tilawah Al-Qur’an.
Apa yang terjadi setelah beberapa pekan itu ia lakukan? Ketika ia dan keluarganya sedang berada di luar rumah, dikabarkan kalau rumahnya mengalami kebakaran hebat. Seluruh yang ada di rumah itu habis tanpa sisa, kecuali tanah dan puing-puing bangunan.
Ia dan keluarganya sedih. Karena semua harta yang ia kumpulkan selama berkarir di dunia film ludes seketika.
Tapi dalam semangat taubatnya, ia mendapatkan kesadaran baru. Mungkin dengan cara itulah, Allah ingin membersihkan semua ‘kotoran’ yang masih di tangannya.
Benar saja. Meski dengan rumah yang jauh lebih sederhana dari sebelumnya, ia merasakan ketenangan yang luar biasa hidup bersama keluarga.
Masih banyak kisah lain tentang ‘detoksifikasi’ yang dialami seseorang. Ada yang kehilangan uang dalam jumlah besar, kehilangan mobil, motor, juga pekerjaan.
Pahit memang rasanya saat kehilangan itu. Tapi, boleh jadi, dengan baik sangka kepada takdir Allah subhanahu wata’ala, ada proses pembersihan dari kotoran-kotoran yang melekat dalam hidup kita selama ini.
Karena itu, jangan pernah tangisi apa yang lepas dari hidup kita. Songsonglah hari esok dengan penuh optimis. Bahwa, apa yang baik menurut Allah subhanahu wata’ala, tentulah juga baik untuk kita. Meskipun rasanya pahit dan menyedihkan hati. [Mh]