ChanelMuslim.com – Maimunah Safitri adalah seorang siswi berusia 18 tahun asal Langkat, Sumatera Utara yang bisa masuk Universitas Gadjah Mada (UGM) tanpa tes.
Maimunah diterima kuliah di DV Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil Sekolah Vokasi lewat SNMPT Undangan.
Ia juga menjadi penerima program Kartu Indonesia Pintar yang membebaskannya dari biaya kuliah hingga delapan semester.
Baca Juga: Halimatus Sa’diyah, Siswi yang Lolos SNMPTN di Tengah Keterbatasannya
Keterbatasan Ekonomi Tidak Menyurutkan Langkah Maimunah Safitri
Dilansir ugm.ac.id, Maimunah merupakan anak dari seorang Buruh Tani yang memiliki keterbatasan ekonomi. Namun, hal ini tidak menjadi penghalang baginya untuk meraih impiannya bisa belajar hingga perguruan tinggi.
Ia tumbuh dan besar dari keluarga sederhana di sebuah kampung kecil dekat perkebunan sawit di Desa Banyumas, Kecamatan Langkat, Sumatera Utara.
Maimunah merupakan anak sulung dari dua bersaudara pasangan Sawal dan Ponisih.
“Bapak dulu sempat kerja di kebun sawit, tapi lama-lama berat kan fisik juga semakin menua. Akhirnya, memilih jadi buruh tani, garap kebun milik tetangga kalau ada yang nyuruh. Alhamdulillah selalu saja ada yang dikerjakan oleh Bapak,” urainya.
Maimunah mengungkapkan dari menjadi buruh tani, bapaknya bisa membawa pulang uang sekitar Rp300 ribu setiap minggunya. Upah tersebut bisa digunakan untuk mencukupi kehidupan keluarga mereka.
Baca Juga: Murid Berprestasi
Prestasi-prestasi Selama Bersekolah
Kondisi keluarganya yang hidup dalam keterbatasan tidak membuat Maimunah putus asa dan malas belajar.
Saat SMK, ia berhasil mendapatkan sejumlah medali dan penghargaan berhasil dibawa pulang dari berbagai kompetisi, yaitu medali perak Olimpiade Numeradi dan Literasi Indonesia (ONLI) POSI 2021, medali perak Kompetisi Sains Indonesia (KSI) POSI 2021, dan medali perak Olimpiade Biologi Nasional 2021.
Masuk UGM melalui jalur SNMPTN bukan menjadi hal yang biasa bagi Maimunah dan SMKnya. Ia pernah disarankan oleh guru bimbingan konselingnya agar tidak memilih UGM karena sulit untuk tembus di sana.
“Saat daftar SNMPT Undangan sama guru BK sempat disarankan untuk tidak pilih UGM. Katanya berat kalau dari SMK, sayang nilai udah bagus kalau tidak lulus kan sedih,” ujarnya.
Namun, Maimunah memilih tetap pada pendirianya. Hasilnya, ia pun dinyatakan lolos diterima di UGM. Capain itu bahkan menjadi sejarah baru bagi sekolahnya, sehingga ia menjadi siswi pertama di sekolahnya yang berhasil diterima kuliah di UGM.
Selain belajar, Maimunah juga semangat dalam bekerja. Ia mengambil kerja sembari sekolah secara daring.
Tidak mudah baginya membagi waktu sekolah, bekerja, dan menyiapkan diri menghadapi ujian kelulusan sekolah dan masuk perguruan tinggi.
“Sampai sekarang masih kerja di Binjai, dari Senin sampai Sabtu jadi drafter di workshop/perusahaan alat-alat listrik,” jelasnya.
Kedua orang tua Maimunah mengaku senang mengetahui anaknya bisa masuk UGM. Mereka bahkan sudah mulai membelikan barang-barang, seperti koper untuk persiapan kuliah Maimunah di Jogja.
Sahabat Muslim, itulah kisah Maimunah yang tidak putus asa dengan kondisi yang dialaminya dan memilih tetap semangat belajar serta bekerja. [Cms]