ChanelMuslim.com – Sekarang mau menulis apa-apa takut. Bicara apa-apa juga khawatir. Sudah menulis dihapus. Padahal, pikiran jalan terus.
Alhamdulillah undang-undang nggak bisa membaca pemikiran kita. Kalau bisa gawat juga. Bepikir pun jadi takut. Hehe.
Komunikasi terbatas. Jadi, hanya bicara yang fun saja. Tidak bisa lagi mengungkapkan kekesalan, kesedihan ataupun kebingungan. Heran pun sudah tidak boleh. Kalau pun heran cukup dalam hati saja. Jangan diungkapkan apalagi masuk TV.
Cerita sedikit tentang kisah sahabat. Beliau adalah Khubaib bin Adi yang membawa 10 timnya untuk jadi mata-mata Rasulullah. Finally Khubaib yang terakhir dan dapat siksaan berupa disalib. Di tengah sakaratul maut, beliau mendapat anggur segar dari Allah. Musuhpun saling kesal menunjuk satu sama lain, "Siapa yang kasih dia anggur?"
Padahal, di Madinah zaman dahulu mana ada anggur? Akhirnya, Khubaib meninggal di atas kayu salib. Alhasil, 10 tim mata-mata meninggal semua. Lalu siapa yang memberitahu kondisi terakhir pada Rasulullah dan para sahabat yang di kala itu sedang duduk-duduk berkumpul di kota Makkah?
Khubaib berdoa sungguh-sungguh di kala dalam keadaan susah payah. Doa orang yang dizalimi tidak ada hijab, langsung dikabulkan.
"Ya Allah, aku telah mengikuti risalah Rasul, tolong sampaikan kabar mengenai diriku dan kondisi kami pada Rasulullah."
Dan, ketika Rasulullah sedang duduk-duduk bersama sahabatnya, beliau tiba-tiba memiliki pemikiran yang kuat tentang Khubaib dan terbayang kondisi mereka pada saat itu. Siapa yang beritahu? Padahal, zaman dahulu tidak ada medsos, whatsapp, ponsel atau facebook.
Itulah yang dinamakan Line Ilahi.
Intinya, bila akhirnya kita tidak tahu berita apa-apa karena semua komunikasi dibatasi dan medsos semua ditutup. Ada doa yang menembus ke langit dan Allah yang akan memberitahu. Dengan catatan, memiliki frekuensi yang sama. Pasrah billah, tawakal ilallah.
Jadi bila medsos ditutup. Lalu whatsapp, facebook dan instagram menghilang. Jangan panik. Ada yang namanya Line Ilahi.
Yang bisa dapat siapa saja? Yang frekuensi imannya sama. Yakinlah!
Tinggal kita tingkatkan saja frekuensi radar iman kita agar konek pada Line Ilahi.
Kisah ini akan ditayangkan di ChanelMuslim.com dalam rubrik Sakinah Garden
By: Fifi. P. Jubilea (Owner of JISc, JIBBS dan JIGS)
The First Integrated Islamic School
Jakarta Islamic School (JISc) | http://www.jakartaislamicschool.com/
Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS) | http://smpsmajibbs.wordpress.com
Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGS)