NOVEL Jo & Kas merupakan salah satu novel islami yang mengangkat kehidupan remaja. Mungkin, kebanyakan dari kita lebih sering menemukan novel yang hanya fokus pada bagian betapa manis dan romantisnya percintaan remaja.
Baca Juga: Cara Lain untuk Sampai ke Turki, Review Novel Musim Dingin di Izmir
Resensi Novel Jo & Kas Karya Asma Nadia, Hidup di Lingkungan Keluarga Islami tapi Tetap Pacaran?
Akan tetapi, Asma Nadia berusaha tetap berdakwah melalui cerita-cerita fiksinya. Tidak hanya sekadar membahas isu percintaan, penulis ini juga menyelipkan pesan yang membuat para remaja berpikir ulang tentang pacaran.
Novel Jo & Kas mengisahkan tentang dua orang remaja bernama Jo & Kas. Mereka memiliki kepribadian yang bertolak belakang. Jo merupakan seorang wanita yang penuh semangat. Ia sangat emosional dan mudah ditebak.
Sementara itu, Kas adalah seorang pria yang tertutup. Ia ibarat kotak rubik yang penuh warna dan rumit. Intinya, mereka punya karakter, selera, dan latar keluarga yang berbeda.
Bagaimana jadinya jika mereka berpacaran? Itulah salah satu alur cerita yang ditonjolkan. Kedua orang yang sangat berbeda itu memutuskan untuk berpacaran.
Sebenarnya, Jo hidup di lingkungan keluarga yang sangat menekankan syariat Islam. Kakak-kakaknya sudah memperingati Jo agar tidak berpacaran. Namun, Jo tidak seperti saudari-saudarinya.
Hidupnya lebih santai dan terbuka sehingga tidak masalah dengan pacaran. Walaupun, ia juga takut dengan peringatan kakak-kakaknya. Jo pun tidak pernah bercerita bahwa dirinya berpacaran dengan Kas.
Akan tetapi, sebenarnya dia pun tidak mengerti esensi pacaran itu sendiri. Intinya, dia hanya nyaman dan sama-sama hobi naik kereta bersama Kas. Terkait aktivitas-aktivitas pacaran, Jo justru sangat abai bahkan sampai membuat Kas sebagai seorang cowok kesal sendiri.
Novel ini menjadi angin segar bagi novel romance islami. Sebab, novel ini tidak menepis tentang rasa cinta yang muncul di hati seorang remaja. Sangat wajar ketika seorang anak muda punya perasaan cinta sehingga ingin selalu bersama orang yang disukainya.
Namun, novel ini juga menyediakan warning tentang apa yang terjadi ketika pacaran, masalah apa yang kemungkinan besar timbul akibat aktivitas tersebut.
Sayangnya, menurut peresensi, novel ini merupakan novel yang paling kurang menarik di antara novel lain karya Bunda Asma Nadia. Alasannya karena alur yang diceritakan tidak terlalu membuat ingin untuk membuka halaman berikutnya.
Ceritanya masih terlalu hambar untuk drama percintaan remaja. Ada beberapa bagian yang terasa terlalu cepat atau melompat-lompat sampai keputusan tokoh dalam menghadapi setiap konflik.
Akan tetapi, secara keseluruhan, cerita ini berhasil memberikan gambaran yang menarik tentang akibat dari pacaran dan bagaimana menyikapi cinta yang timbul.
Novel ini tidak menyatakan cinta itu berdosa. Namun, novel ini mengajak kita untuk menikmati bahagianya saat jatuh cinta. Terlebih lagi, ketika kita mampu mengontrol perasaan itu agar tetap dalam koridor yang diridai Allah. [Cms]