TIM Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM meluncurkan aplikasi SatuJantung untuk membantu penanganan kasus henti jantung.
Founder Aplikasi SatuJantung sekaligus Dosen FKKMK, dr. Nurkholis Majid, M.Kes., mengatakan bisa menolong pasien henti jantung merupakan sebuah kebanggaan.
Ide pembuatan aplikasi Satu Jantung pada awalnya terpikir oleh Nurkholis setelah dirinya beserta istri dr. Beta Ahlam Gizela, DFM, Sp. FM Subsp. FK(K) mendapati putra mereka yang mengalami serangan jantung mendadak.
Putranya Pernah Alami Serangan Jantung Mendadak, Dosen UGM Luncurkan Aplikasi untuk Selamatkan Penderita Henti Jantung
“Petugas yang menangani anak saya waktu itu berkata bahwa kalau bukan karena orang tuanya dokter, mungkin putra saya tidak akan selamat,” kenangnya seperti dikutip dari ugm.ac.id.
Dari pengalaman itu, Nurkholis dan Beta Ahlam Gizela, tergerak untuk menciptakan sarana yang dapat menolong orang banyak saat terjadi serangan jantung pada kondisi tidak ada petugas kesehatan.
Seperti diketahui, saat ini penyakit jantung masih masuk dalam salah satu daftar penyakit pembunuh nomor satu di negara maju maupun negara berkembang.
Berdasarkan laporan dari Global Burden of Disease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014-2019 penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Sedangkan dari Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukan tren peningkatan penyakit jantung yakni 0,5% pada 2013 menjadi 1,5% pada 2018.
Bahkan, penyakit jantung ini menjadi beban biaya terbesar di data BPJS Kesehatan pada 2021 pembiayaan kesehatan terbesar ada pada penyakit jantung sebesar Rp.7,7 triliun.
Penyebab penyakit jantung sangat beragam mulai dari faktor risiko diabetes mellitus, hipertensi, obesitas, dislipidemia atau penyakit gangguan lemak, stres fisik maupun psikis akibat gaya hidup tidak sehat seperti kurang olahraga, mengonsumsi makanan berlemak berlebih, istirahat tidak teratur, konsumsi minuman beralkohol, merokok dan sebagainya.
Oleh sebab itu, dengan adanya aplikasi ini, menjadi alarm bagi pasien serangan jantung dan henti jantung yang dapat dioperasikan hanya dengan satu klik.
Selain itu, dalam aplikasi ini juga dilengkapi cara melakukan pijat jantung sebagai panduan untuk penolong yang belum pernah mengikuti pelatihan. Saat ini, aplikasi ini sedang aktif dilakukan dan pelatihan pijat jantung bagi masyarakat umum dan mitra Gojek.
Meski dari hasil penelitian Nurkholis sekitar 10 dari 100 pasien henti jantung yang mendapat pertolongan pertama berupa pijat jantung yang bisa diselamatkan.
Namun begitu, pasien henti jantung yang mendapat pertolongan pertama berupa pijat jantung, memiliki kesempatan untuk tertolong tiga kali lebih besar daripada yang tidak mendapat pertolongan.
“Jangan jadikan fakta ini sebagai halangan untuk kita saling menolong,” imbuhnya.
Bekerja sama dengan Perkumpulan Sinergi Sehat Indonesia, serta Relawan Driver Gojek melaksanakan kegiatan talkshow dan pelatihan “Collective Care dalam Penanganan Kasus Henti Jantung pada Kelompok Relawan Driver Gojek dengan Aplikasi Android SatuJantung 2.0” pada Rabu (7/5) di Auditorium Lantai 1 Gedung Pascasarjana Tahir.
Dosen Departemen Ilmu Forensik dan Medikolegal FK-KMK, Rusyad Adi Suriyanto, S.Sos., M.Hum., bercerita bahwa dirinya pernah mengalami serangan jantung.
Sebagai pasien serangan jantung, kepedulian dari sekitar sangat dibutuhkan karena orang yang kena serangan jantung butuh pertolongan cepat.
“Kepedulian ini yang akan menjadi dasar diciptakannya Aplikasi SatuJantung,” jelasnya dalam talkshow yang dimoderatori oleh dr. Idha Arfianti Wiraagni, M.Sc., Sp.F., Ph.D dari Departemen Ilmu Forensik dan Medikolegal FK-KMK.
Bimo Sujatmiko selaku perwakilan dari manajemen Gojek Yogyakarta dan Ahmad Faiz Nur Rohman dari Ambulance Emergency Response Gojek menyampaikan apresiasi dari kegiatan pelatihan ini untuk membantu para mitra bisa memberi pertolongan bagi masyarakat yang memerlukan pertolongan saat kena serangan jantung lewat aplikasi tersebut.
“Kebetulan sejak awal mitra Gojek memang sudah guyub. Jadi, tidak sulit menumbuhkan kepedulian terhadap sesama,” ungkap Jatmiko.
Dalam kegiatan pelatihan kali ini, Dr. dr. Djayanti Sari, M.Kes, Sp.An, KAP selaku Konsultan Anestesi Pediatri RSUP Dr. Sardjito menjadi koordinator sesi latihan resusitasi jantung dibantu oleh 3 mahasiswa residen.
Pada pelatihan ini para peserta diharapkan bisa mendapat pengalaman dan keterampilan baru cara menolong penderita henti jantung.
[Cms]
Sumber: ugm.ac.id