BUKU Politik Kaum Santri dan Abangan yang ditulis oleh seorang peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dhurorudin Mashad, membahas tentang perseteruan ideologis antara Kaum Santri dan Abangan yang mewarnai perjalanan sejarah bangsa ini.
Bahkan, perseteruan itu pernah berujung pada konflik fisik yang menimbulkan banyak korban.
Mengapa hal ini bisa terjadi, dan apa sebabnya? Buku ini memaparkan data-data dan analisa dengan sangat runtut dan menarik.
Baca Juga: Logo Hari Santri 22 Oktober 2022 Beserta Maknanya
Buku Politik Kaum Santri dan Abangan, Refleksi Historis Perseteruan NU-PKI
Terkait buku ini Prof. Dr. Firman Noor, MA, sebagai Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI mengtakan bahwa, “Islam memainkan peran penting dalam noktah maupun arus sejarah bangsa. Perannya telah membentuk raut prototype eksistensi keindonesian, jauh sebelum republik ini diproklamirkan.
Peran yang dimainkan itu tidak terkecuali dalam bidang politik, mengalami pasang surut yang mengharu biru.
Persaingan politik kalangan Islam dengan kalangan non-Islam tak terelakan. Salah satu episode yang sangat penting adalah perseteruan antara kelompok Islam (dalam hal ini NU) dan Komunis (yang diwakilkan PKI).
Perseteruan itu terasaskan hingga level akar rumput dan relung-relung budaya, yang kemudian berujung pada pembelahan anak bangsa dan sejatinya sesama kalangan muslim itu sendiri.”
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa buku yang dituliskan oleh Dhurorudin Mashad ini sangat baik memotret episode-episode awal berdirinya republik yang juga momen krusial bagi bangsa kita.
Bahasanya yang mengalir, disertai kekayaan data dan kekuatan analisis membuat buku ini menarik dan patut dibaca oleh siapa saja.
Sebuah proyek percerahan dalam meninjau masa lalu yang akan membuat kita semakin bijak dalam memahami dan melihat situasi kehidupan politik bangsa saat ini maupun di masa-masa yang akan datang.
Buku ini diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar pada Juni 2021 dengan total 255 halaman. [Ln]