ChanelMuslim.com – Lafadz basmallah selalu mengawali aktivitas kita, dan sering terucap dari lisan kita. Namun, sudah sejauh mana kita menghayati kandungan dan mengamalkan makna basmallah?
Apa yang kita harapkan setelah mengucap basmallah? Atau hanya sebatas ucapan rutin yang kadang kita lupa dan abai dari tujuannya?
Saat mengucap basmallah sebelum makan, sebagian dari kita mengharapkan keberkahan dari makanan yang masuk ke mulut kita. Di samping itu membaca basmallah bagi kita adalah ajaran agama yang telah melekat sejak kecil.
Baca Juga: Samudera Al-Fatihah oleh Bey Arifin
Sejauh Mana Kamu Mengamalkan Makna Basmallah
Atau saat memulai aktivitas kita biasa membaca basmallah supaya diberi kelancaran oleh Allah, serta supaya ridho Allah selalu menyertai aktivitas kita.
Ini tentu adalah pemahaman-pemahan yang sangat baik, artinya kita mengharapkan keterlibatan Allah dalam seluruh aktivitas.
Namun, jika semua itu adalah bentuk harapan, bagaimana cara kita mengetahui bahwa harapan itu terwujud? Atau minimal kita yakin bahwa Allah ridho atas aktivitas kita.
Dalam kitab tafsir Mafaatihul Ghaib karya Fakhruddin ar-Raazi, bismillahirrahmanirrahim mengandung makna kepatuhan untuk taat kepada aturan Allah.
Kepatuhan ini dibuktikan dengan melaksanakan segala aktivitas sesuai aturan. Sebagai contoh, saat kita membaca basmallah sebelum makan maka kita sudah berkomitmen untuk makan sambil duduk, makan makanan yang halal, makan dengan tangan kanan dan lain sebagainya.
Demikian juga saat memulai pekerjaan, maka segala aktivitas saat kita bekerja harus diiringi dengan aturan syariat atau menjauhi hal-hal yang dilarang.
Saat mengendarai mobil, kita mulai dengan basmallah, artinya kita sudah berkomitmen untuk hati-hati saat berkendara, mengikuti aturan lalu lintas dan menjauhi segala hal yang merugikan orang lain seperti tidak berkendara di jalur busway.
Meskipun semua itu aturan yang dibuat oleh manusia, namun point utama adalah kewaspadaan untuk menghindari bahaya serta tidak merugikan orang lain. Keduanya adalah bagian dari melaksanakan syariat.
Fakhruddin ar-Razi menyebutkan tiga ketaatan yang terkandung dalam lafadz basmalllah:
Yang pertama: Keyakinan yang benar. Keyakinan ini tentu merujuk pada ilmu yang benar.
Yang kedua: Amalan yang jernih atau bersih berdasarkan dalil-dalil yang shahih. Yaitu amalan yang terhindar dari dosa
Yang ketiga: Menjauhi segala bentuk syubhat dan yang diharamkan.
Ketiga hal ini adalah ketaatan yang seharusnya kita lakukan saat telah mengucap basmallah. Dengan begitu keberkahan yang kita harapkan bukan sekedar angan-angan semu tapi terwujud pada keyakinan yang kuat. [Ln]