GAGAL ginjal misterius kini tengah melanda warga dunia. Kasus ini membuat panik netizen, khususnya para ibu yang mempunyai anak-anak balita.
Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti menulis tentang Kitab Farmasi dalam Islam dalam unggahannya di IG @uttiek.herlambang, (19/10/2022).
Kementerian Kesehatan menginstruksikan seluruh apotek yang beroperasi di Indonesia untuk sementara ini tidak menjual obat bebas dalam bentuk sirup ke masyarakat.
Instruksi tersebut dikeluarkan sebagai kewaspadaan atas temuan gangguan ginjal akut progresif tipikal yang mayoritas menyerang usia anak di Indonesia.
Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkap jumlah kasus gangguan ginjal akut pada anak yang dilaporkan hingga Selasa (18/10) telah mencapai 206. Kasus tersebut berasal dari 20 provinsi.
DKI Jakarta menempati jumlah laporan terbanyak mencapai 50 kasus, kemudian Jawa Barat dan Jawa Timur masing-masing 24 kasus, dan Sumatera Barat 21 kasus.
“Angka kematian 99 kasus (48 persen), angka kematian khususnya di RSCM sebagai rujukan nasional ginjal mencapai 68 persen,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Mohammad Syahril. [Republika, 19/10]
Angka kematian menjadi tinggi karena ginjal adalah pusat metabolisme tubuh dan banyak organ penting yang bergantung pada fungsi ginjal. Ketika fungsi ginjal terganggu, organ lain pun ikut terganggu.
Disinyalir, munculnya penyakit gagal ginjal misterius itu karena kandungan campuran dietilen glikol dan etilen glikol yang terdapat dalam sirup obat batuk dan demam yang dijual bebas di pasaran.
Menyikapi kasus ini, IDAI merekomendasikan pada orangtua menggunakan metode pengobatan konservatif untuk menurunkan demam dan batuk-pilek anak saat ini.
Metode yang dimaksud yakni dengan istirahat yang cukup dan tidak menggunakan antibiotik.
Baca Juga: Kisah Anak yang Gagal Ginjal, Penyebabnya adalah Minuman Ini
Gagal Ginjal Misterius dan Kitab Farmasi dalam Islam
View this post on Instagram
Penemuan berbagai macam obat merupakan salah satu capaian terbesar dalam peradaban manusia. Islam memberikan kontribusi yang sangat besar dalam kemajuan farmokologi untuk dunia.
Menurut catatan Philips K. Hitti, kitab farmakologi pertama dalam dunia Islam ditulis oleh Jabir ibn Hayyan.
Sedang ensiklopedi obat atau kitab pharmacopoedia pertama ditulis oleh Sabur ibnu Sahl (wafat 869 M). Dalam kitabnya, ia menjelaskan beragam jenis obat-obatan untuk mengobati berbagai penyakit.
Ilmuwan Muslim lainnya yang menulis kitab tentang pengobatan adalah Al Biruni (973-1050 M). Kitabnya yang berjudul “Al Saydalah (Buku tentang Obat-obatan)” digunakan sebagai acuan pengobatan selama berabad.
Dalam kitabnya itu, Al Biruni menjelaskan secara detail pengetahuan mengenai peralatan untuk pembuatan obat-obatan, peran farmasi, fungsi serta tugas peracik obat atau yang sekarang dikenal sebagai apoteker.
Bapak kedokteran dunia, Ibnu Sina, juga menulis tak kurang dari 700 persiapan pembuatan obat, peralatannya, kegunaan dan khasiat obat-obatan. Semua itu ditulis dalam kitab masyhurnya “Canon of Medicine”.
Cendekiawan Muslim lainnya yang memberikan kontribusi luar biasa untuk kemajuan dunia farmasi adalah Al Maridini dan Ibnu al-Wafid.
Kedua karya ilmuwan Muslim itu disalin ke dalam bahasa Latin lebih dari 50 kali dengan judul “De Medicinis Universalibus et Particularibus” dan “Medicamentis Simplicibus”.
Semoga penyakit gagal ginjal misterius yang banyak menyerang balita segera ketahuan penyebabnya dan ditemukan pengobatan yang tepat, sehingga tidak ada lagi korban yang berjatuhan.[ind]